ROMBONGAN anggota Komisi VII DPR RI melakukan kunjungan kerja (Kunker) spesifik ke PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, pada Jumat (20/9).
Rombongan diterima langsung oleh Direktur Manajemen Risiko PT Pertamina Patra Niaga beserta Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, di kantor Pertamina Jalan Garuda Nomor 1 Makassar.
Ketua Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI, Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc, menuturkan Kunker spesifik ini dalam rangka mencari tahu kesiapan dan ketersediaan bahan bakar rendah karbon di wilayah Sulawesi. Selain itu untuk memperoleh masukan dari berbagai pihak termasuk dari pemerintah daerah, PT Pertamina dan stakeholder lainnya terkait implementasi bahan bakar rendah karbon dan komitmen terhadap net zero emission di PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi dan kendala- kendala yang dihadapi serta dukungan kebijakan yang diharapkan.
“Tujuan kami adalah membahas roadmap Pertamina dalam pengembangan BBM bioenergi dan BBM rendah sulfur. Untuk pengurangan emisi gas rumah kaca dan bahan bakar rendah karbon salah satunya dengan pengurangan penggunaan BBM jenis Pertalite yang masih tinggi,” ungkap Andi.
Menurutnya, masih banyak ditemukan di Makassar, mobil mobil yang mestinya menggunakan Pertamax, namun masih mengonsumsi Pertalite.
“Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan mesti terus digencarkan. Saya harap konsumen dapat menggunakan BBM sesuai dengan jenis dan golongannya,” tuturnya.
Selain itu, kata Andi, kedepan, pola distribusi Pertamina dan juga BUMN energi lainnya akan menggunakan bioetanol. “Pertamina harus melakukan inovasi bionergi yg telah ditetapkan dalam kebijakan energi nasional,” katanya.
Area Manager & Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw, menjelaskan peran Pertamina dan program detail mengenai subsidi tepat BBM. Menurut Fahrougi, di Sulawesi ada 17 fuel terminal BBM, 4 terminal LPG, 3 SPBE suplai point, 7 aviation fuel terminal yang siap memenuhi kebutuhan energi masyarakat.
“Program subsidi tepat BBM telah berjalan semenjak Maret 2023 lalu yaitu dengan penerapan pembelian solar subsidi dengan menggunakan QR Code yang bertujuan untuk memudahkan para pengguna yang berhak mendapatkan solar subsidi,” paparnya.
Fahrougi bilang, Pertamina diminta untuk menerapkan kembali program subsidi untuk BBM jenis Pertalite. “Saat ini progresnya sudah kami jalankan full QR di Provinsi Gorontalo dan Provinsi lainnya sedang tahap pendaftaran dan implementasi,” ujarnya.(brs)