KORANMETRO.COM- Badan Karantina Indonesia (Barantin), memastikan lalu lintas perdagangan ternak babi antar wilayah di Indonesia kini dapat kembali dilakukan, seiring dengan kondisi virus African Swine Fever (ASF) yang semakin membaik.
Sebelumnya peternak babi di beberapa wilayah di Indonesia sempat merugi akibat dampak virus ASF. Kondisi ini menyebabkan harga daging babi di pasaran melonjak tinggi.
Kepala Barantin, Sahat Panggabean, mengatakan saat ini pengiriman ternak babi antar wilayah sudah bisa dilakukan kembali, dengan syarat ternak telah melalui rangkaian pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
“Pemeriksaan kesehatan untuk memastikan bahwa ternak yang dikirim tidak membawa virus yang dapat menular ke ternak di daerah tujuan maupun membahayakan masyarakat yang mengonsumsinya,” ujar Sahat, pada Kamis (24/4/2025).
Kata Sahat, pemeriksaan terhadap ternak babi mencakup deteksi bebas dari virus ASF. “Serta penyakit mulut dan kuku (PMK), yang juga menjadi perhatian utama di Barantin,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pedagang Babi Sulawesi Utara, Gilbert Wantalangi, mengungkapkan bahwa para pelaku usaha masih menghadapi tantangan dalam membangun kembali usaha mereka pasca-ASF.
“Saat ini kapasitas kandang baru terisi sekitar lima puluh persen. Kami masih kesulitan dalam memelihara indukan pasca wabah ASF. Semoga situasi dapat segera pulih sepenuhnya pada tahun mendatang, dengan catatan adanya penerapan sistem biosekuriti yang ketat di semua lini,” katanya.(swm)