KORANMETRO.COM- Data Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb)Kanwil Sulawesi Utara (Sulut) mencatat, sejak awal tahun sampai dengan tanggal 30 Juni 2025, penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) di Sulut, telah mencapai sebesar Rp692,44 miliar, atau telah terealisasi 48,82 persen dari target penyaluran yang sebesar Rp1,41 triliun.
KUR telah disalurkan kepada 13.343 debitur, atau mencapai 133,98 persen dari target 9.959 debitur.
Berdasarkan skema, penyaluran terbesar terdapat pada KUR Mikro dengan plafon kredit Rp10-Rp100 juta, dengan kontribusi 57,59 persen atau Rp398,81 miliar kepada 11.931 debitur. Kemudian diikuti KUR kecil 41,88 persen atau 290,2 miliar kepada 1032 debitur; dan KUR supermikro 0.52 persen atau Rp3,61 miliar kepada 380 debitur.
Penerima terbesar KUR terdapat pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran (44,68%) dengan total penyaluran mencapai Rp309,36 miliar kepada 5252 debitur.
Adapun lembaga penyalur terbesar adalah Bank Rakyat Indonesia dengan kontribusi mencapai 57,81 persen. Total penyaluran KUR BRI mencapai Rp400,27 miliar, dan menjangkau 10.059 debitur.
Jumlah penyaluran tertinggi KUR di Kota Manado sebesar Rp146,45 miliar kepada 2.013 debitur. Sementara penyaluran terendah terdapat pada Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dengan realisasi hanya Rp5,15 miliar kepada 41 debitur.
Kepala Kanwil DJPb Sulut, Hari Utomo, mengatakan berdasarkan hasil monitoring bulanan, sampai dengan 30 Juni 2025 telah terdapat 8.297 debitur potensial lingkup Sulawesi Utara.
“Secara umum informasi mengenai akses pembiayaan formal khususnya KUR dan UMi masih minim di masyarakat,” kata Hari, dalam keterangan tertulis kepada awak media, Jumat (4/7/2025).
Menurut dia, sebagian besar pelaku usaha mengetahui program KUR dari teman yang telah mengajukan pinjaman maupun petugas bank yang melakukan sosialisasi ke debitur. “Kondisi ini mengindikasikan sosialisasi oleh instansi terkait masih kurang,” ujar Hari.(ian)