Sebanyak 5,250 Kasus Gigitan Rabies di Sulut Hingga Juli 2025, 9 Orang Meninggal

KORANMETRO.COM- Persatuan Dokter Hewan Indonesia Sulawesi Utara (PDHI Sulut) mencatat sepanjang tahun 2025 hingga bulan Juli, kasus gigitan Hewan Pembawa Rabies (HPR), mencapai 5,250, dengan 9 diantaranya menyebabkan kematian.

Kasus tertinggi terjadi di Kabupaten Minahasa sebanyak 866 gigitan. Sedangkan kasus terendah di Bolaang Mongondow Selatan dengan 40 gigitan.

Bacaan Lainnya

Kepala PDHI Sulut drh. Hanna Tioho, mengungkapkan di Kabupaten Talaud sedang mengalami wabah rabies, ada beberapa orang yang meninggal akibat penyakit ini.

“Kita harus waspada dengan penyakit rabies ini. Di Talaud sementara mewabah, dan di Sangihe kita sedang menjalankan program pembebasan. Syukur di Sitaro sudah dinyatakan bebas rabies untuk 6 pulau dari 7 pulau yang ada di sana,” ungkap Hanna, saat ditemui pada kegiatan Vaksinasi Rabies Gratis di Lapangan Tikala Manado, Sabtu (27/9/2025).

Menurut Hanna, tingkat fatalitas yang lumayan tinggi biasanya pada kasus gigitan dengan korban anak-anak. Pasalnya, anak-anak takut untuk melaporkan ke orang tua kalau tergigit HPR.

“Sehingga penanganan untuk anak-anak tidak dilakukan secara maksimal. Nanti sudah terlanjur baru diketahui orang tua. Itu karena anak-anak tidak mendapatkan sosialisasi secara maksimal,” jelasnya.

Menurut Hanna, pemberian vaksin menjadi upaya terdepan dalam pencegahan rabies, karena vaksinasi merupakan cara termudah dan paling efektif untuk melindungi hewan kesayangan sekaligus mencegah penularan penyakit mematikan ini ke manusia.

“Masyarakat kita sebenarnya sudah sangat peduli dengan rabies, hanya saja akses untuk mendapatkan vaksin belum terlalu baik sehingga peran pemerintah masih sangat diperlukan untuk menyiapkan vaksin,” ungkap Hanna.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Obat Hewan Indonesia, Harianto Situmorang, mendorong masyarakat supaya lebih peduli terhadap kesehatan hewan peliharaan terutama anjing dan kucing, untuk diberi vaksin rabies.

“Karena rabies ini merupakan penyakit yang bersifat zoonosis yang dapat menular dari hewan ke manusia, sehingga perlu diantisipasi lewat vaksinasi,” kata Harianto.(ian)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan