METRO, Manado- Dinas Pendidikan Daerah Provinsi Sulut siap melakukan pencanangan vaksinasi anak usia 12-17 tahun secara serentak, Senin (05/07).
Kadis Dikda Sulut, dr Grace Punuh, menjelaskan pencanangan yang direncanakan dihadiri Gubernur Sulut akan dilakukan serentak di 15 Kabupaten/kota berkoordinasi dengan dinas Pemkab/Pemkot dan Cabang Dinas Pendidikan yang telah siapkan 15 sekolah.
Dikatakannya pula, jenis vaksin yang akan diberikan sinovac. Nantinya anak yang akan divaksin harus Ada kartu keluarga dan didampingi orangtua. Diharapkan vaksinasi bagi masyarakat Sulut segera terpenuhi.
Sedangkan pertambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Sulut hingga akhir pekan lalu, mencatat angka yang cukup besar yakni 143 kasus.
Menurut catatan Satgas Covid-19 Provinsi Sulut, trend pertambahan kasus positif harian di Sulut pasca libur hari raya menunjukkan peningkatan mencapai 200%, atau meningkat rata-rata 15 kasus per hari. Sementara sebelum hari raya, per hari dideteksi rata-rata hanya 5 kasus per hari. Akan tetapi pada akhir Juni dan awal Juli ini trend pertambahannya menunjukan tanda terjadinya peningkatan eksponensial.
Dalam keterangan resminya, Satgas Covid-19 Provinsi Sulut menguraikan, pelipatgandaan kasus terjadi dengan cepat dan dalam periode waktu yang lebih pendek dimana berdasarkan trend 7 days moving average. Rata-rata per hari 5 kasus berlipat menjadi 10 kasus per hari dalam 21 hari. Kemudian meningkat menjadi 20 kasus per hari dalam kurun waktu 12 hari, dan naik menjadi rata-rata 40 kasus per hari dalam waktu 9 hari. “Kecurigaan bahwa fenomena ini disebabkan oleh adanya penyebaran Variant of Concern (VoC) yaitu Alfa, Beta, Delta dan Kappa, belum bisa dipastikan karena pemeriksaan genomik sequencing yang telah dikirimkan oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pencegahan Penyakit Manado ke Pusat Litbangkes Kemenkes RI, sampai saat ini belum ada hasil. Akan tetapi pada beberapa cluster yang terjadi di Sangihe, Tomohon, Manado dan juga Bitung menunjukkan kecepatan transmisi yang menyerupai Variant of Concern ini,” jelas Bagian Kehumasan Satgas Covid-19 Provinsi Sulut dr Steaven P Dandel MPH.
Peningkatan ini tentunya secara otomatis membuat beban bagi pelayanan kesehatan makin terlihat jelas. Dalam kurun waktu 3 minggu angka keterisian Ruang Isolasi dan Ruang ICU Covid 19 (Bed Occupational Rate/BOR) di Rumah Sakit Rujukan Covid-19, meningkat dengan cepat.
Dalam waktu 17 hari keterisian Bed Isolasi meningkat dari 8% menjadi 25%. Bahkan pada beberapa kabupaten/kota keterisiannya sudah di atas 50%. Semakin banyak orang yang sakit, maka otomatis makin banyak yang perlu dirawat di ruang perawatan intensif dan makin banyak juga kematian yang dilaporkan.
Sementara itu, gambaran kegiatan testing juga menunjukkan tanda-tanda memburuk dimana positivity rate Provinsi Sulawesi Utara meningkat dari 2,5% pada bulan Mei 2021 dan posisi terkini sudah mencapai angka di atas 10%, lebih tepatnya ada di angka 12,31%. Angka ini mengindikasikan bahwa dari setiap 100 sampel yang diperiksa akan terdapat 12 sampai dengan 13 kasus positif. Kondisi ideal yang menunjukkan bahwa transmisi terkendali, seharusnya berada di bawah 5%.
Mencermati semua data di atas, Satgas Covid 19 Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, menyampaikan beberapa poin penting.:
1. Walaupun secara laboratorium belum ada bukti adanya keberadaan Variant of Concern (VoC) di Sulawesi Utara, tetapi perkembangan kondisi epidemiologik dan kecepatan transmisi dari beberapa kasus menunjukkan adanya kemungkinan bahwa yang sementara beredar di Sulawesi Utara pada saat ini adalah VoC ini.
2. Pola transmisi dari VoC ini berdasarkan laporan investigasi dari negara dan daerah lain di Indonesia adalah lebih cepat, menjangkiti lebih banyak orang dan adanya kemungkinan yang sangat tinggi bahwa transmisinya bersifat aerosol/ airborne. Penularan aerosol/airborne adalah penularan yang disebabkan karena menghirup partikel virus yang
mengambang di udara. Pada penularan airborne, orang yang infeksius mengeluarkan partikel virus ini lewat batuk atau bersin yang melayang di udara dan bisa bertahan sampai 16 jam. Sehingga mereka yang tidak
memakai masker akan sangat mudah terinfeksi.
3. Dengan pola transmisi seperti ini maka masyarakat diimbau untuk menaikkan kewaspadaannya ke titik tertinggi.
• Pemakaian masker menjadi hal yang wajib dilakukan.
• Pola kerja dari rumah diimplementasikan kembali.
•Sirkulasi udara ruangan kerja harus diperbaiki.
• Menghindari makan bersama, karena pada saat makan bersama otomatis masker akan dibuka.
• Menghindari acara-acara di tempat tertutup dan padat.
•Menghindari kerumunan ke manapun kita pergi.
•Acara-acara resepsi dengan kehadiran lebih dari 30 orang sebaiknya dihindari.
• Pelaksanaan ibadah dan perayaan sebaiknya melalui daring.(35)