Kanker Payudara Masih Jadi Pembunuh Nomor 1 Perempuan Indonesia

Gautama (tengah) saat memberikan keterangan kepada wartawan, Selasa (8/2/2022).

METRO, Manado- Kanker payudara masih jadi pembunuh nomor satu perempuan di dunia bahkan Indonesia. Bahkan hal ini sudah menjadi momok sejak puluhan tahun lalu.

“Kanker payudara urutan nomor satu di dunia, di Indonesia juga urutan nomor satu,” ungkap Ketua Umum Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (Peraboi) Walta Gautama, Selasa (8/2/2022).

Bacaan Lainnya

Dia memaparkan, untuk stadium empat, angka kematian bagi pasien kanker payudara untuk bertahan hidup selama lima tahun kurang dari 20 persen. Padahal kalau pasien datang di saat masih stadium satu atau dua, angka kesembuhannya lebih dari 80 persen.

“Secara umum, pengetahuan deteksi dini mulai dari kanker payudara, kanker tiroid dan kanker lainnya masih minim,” ujarnya.

Hal inilah yang dikejar oleh pemerintah mengenai pengetahuan deteksi dini lewat programnya yang utama yakni kanker payudara dan kanker mulut rahim. Namun ada persoalan pada kanker payudara, dibandingkan kanker mulut rahim.

“Untuk kanker payudara, makin dini atau makin belum teraba, terapinya tetap operasi,” ujarnya.

Menurutnya, yang pertama ada rasa ketakutan masyarakat mendengarkan operasi. Yang kedua, regulasi, jadi begitu dia ketahuan dini, belum punya alur rujukan yang bagus.

“Sehingga ada penelitian kalau orang berani mulai berobat itu sampai dia tahu ada benjolan di payudara, dia akan berani ke dokter butuh waktu sampai tiga bulan,” paparnya.

Gautama mengatakan, dari pasien berani ke dokter sampai konsultasi, atau ketemu tukang obat alternatif, sampai betul-betul mendapat tindakan butuh waktu sembilan sampai dengan 13 bulan. Hal itulah yang sedang dibenahi lewat kerja sama dengan kementerian.

“Pemerintah saat ini sedang menggodok di antaranya strategi pelayanan rumah sakit unggulan sebagai rumah sakit rujukan untuk kanker, salah satunya di RSUP Prof Kandou Manado,” paparnya.(11)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan