METRO, Sangihe- Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Sangihe terus mengalami peningkatan. Tercatat sejak Januari hingga Juni 2022 sebanyak 13 kasus yang ditangani penyidik Reskrim Polres Sangihe. Dimana dari 13 kasus tersebut, dua diantaranya sudah dilimpahkan ke pihak Kejaksaan Negeri Kabupaten Sangihe.
Hal ini dibenarkan Kapolres Sangihe, AKBP Denny Wolter Tompunuh SIK melalui Kasat Reskrim Iptu Revianto Antriz saat dikonfirmasi terkait jumlah kasus terhadap perempuan dan anak yang saat ini ditangani pihak penyidik.
“Jadi memang terhitung sejak bulan Januari sampai dengan bulan Mei Tahun 2022 sudah ada 12 laporan dan sampai Juni kita sudah menerima 13 Laporan perlindungan perempuan dan anak,” ungkap Kasat.
Lanjutnya lagi, bagaimana untuk melakukan tahapan ibaratnya pencegahan terhadap perkara Perlindungan Anak ini pihaknya gencar melakukan sosialisasi.
“Sosialisasi ini sangat penting dan diharapkan juga dari pemerintahan kabupaten dalam hal ini bagian perlindungan perempuan dan anak dari pemerintahan juga dapat mengikuti kegiatan sosialisasi. Mungkin kami akan koordinasi terlebih dulu dengan pemerintah Kabupaten terkait dengan yang dilakukan terhadap perkara-perkara perlindungan perempuan dan anak ini,” katanya.
Ditambahkan kasat, pihaknya juga dibantu oleh dari KPSK (lembaga perlindungan saksi dan korban) dalam perkara tersebut.
“Sekitar Pada bulan April dari LPSK pusat dalam hal ini dari Jakarta pernah datang ke sini langsung koordinasi dengan saya tentang kriminalisasi dan korban mengenai perkara-perkara yang kami tangani. Jadi mereka juga sangat membantu dari Polres dalam menangani perkara-perkara tersebut,” katanya. “Diharapkan juga dengan peran dari orang tua senantiasa untuk anaknya mengawasi baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam hal ini ketika berada di lingkungan sekitar maupun diluar. Ini untuk menghindari hal- hal yang tidak kita inginkan bersama,” pungkasnya.(km-01)
