JAKARTA- PT PLN (Persero), melalui subholdingnya PT PLN Indonesia Power (PLN IP), dan Pertamina, melalui Pertamina Geothermal Energy (PGE), menandatangani kerja sama strategis untuk pengembangan masif energi panas bumi sebagai sumber pembangkit listrik. Kolaborasi ini bertujuan mempercepat transisi energi nasional dan mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
Kerja sama ini mencakup pengembangan pembangkit listrik panas bumi dengan total kapasitas proyek dan potensi mencapai 530 Megawatt (MW). Sinergi antara dua BUMN energi terbesar ini difasilitasi oleh Danantara Indonesia.
Total kapasitas 530 MW tersebut tersebar dalam 19 proyek panas bumi di berbagai wilayah, meliputi Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Proyek-proyek ini dikategorikan berdasarkan tingkat pengembangannya, dengan rincian 7 proyek brown field dengan kapasitas 230 MW, 8 proyek yellow field dengan potensi 175 MW, dan 4 proyek green field dengan potensi 125 MW.
Dari total kapasitas 530 MW, rencana pengembangannya dibagi menjadi dua skema utama.
Pertama, Percepatan Pengembangan (440 MW). PGE/Pertamina akan fokus pada penyiapan uap (hulu), sementara PLN Group bertanggung jawab atas pembangunan pembangkit listrik (hilir).
Kedua, Skema Co-generation (90 MW). Pengembangan akan dilakukan bersama oleh kedua pihak.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa PLN memiliki peran sentral sebagai lokomotif transisi energi. Kerja sama ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang PLN untuk meningkatkan porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) secara masif, sekaligus mewujudkan kemandirian energi berbasis sumber daya domestik.
“Melalui kerja sama ini, kami memperkuat upaya pengembangan dan pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit listrik sebagai bagian dari strategi jangka panjang guna memperbesar kapasitas energi bersih,” ujar Darmawan.
Ia menambahkan, sinergi dengan Pertamina dan PGE menjadi wujud nyata komitmen antarlembaga dalam mempercepat proyek pembangkitan rendah karbon dan memastikan ketahanan pasokan energi nasional.
Senada dengan Darmawan, Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menyatakan komitmen Pertamina melalui PGE untuk menjadikan sumber daya panas bumi sebagai tulang punggung energi bersih Indonesia.
“Melalui kerja sama ini, kami menjajaki skema kolaboratif yang memungkinkan optimalisasi potensi wilayah kerja panas bumi secara terukur dan progresif. Bersama PLN dan Danantara Indonesia, kami siap mempercepat realisasi proyek strategis yang memberikan kontribusi langsung pada target transisi energi nasional dan peningkatan bauran EBT,” tutur Simon.
Kemitraan ini mencakup berbagai aspek krusial, antara lain penyusunan skema kerja sama dalam pemanfaatan wilayah kerja panas bumi, penyelarasan dan percepatan implementasi proyek, dan pelaksanaan studi kelayakan teknis dan komersial.
Melalui sinergi ini, PLN dan Pertamina tidak hanya memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian target bauran EBT yang lebih hijau dan efisien.(ian/*)






