Pdt Ruth Ketsia Wangkai bakal mensomasi Tim Seleksi Calon Komnas Perempuan
METRO, Manado– Kabar tak sedap datang dari seleksi Calon Komisi Nasional (Komnas) Perempuan. Pdt Ruth Ketsia Wangkai, satu-satunya calon dari Sulawesi Utara digugurkan tanpa alasan yang jelas.
Padahal Pdt Ruth yang masuk dalam 20 besar calon Komnas Perempuan. Bahkan ia berada berada di peringkat keenam hasil tes wawancara yang telah di publish di website Komnas Perempuan.
Anehnya, dua nama yang berada di peringkat paling terakhir hasil tes wawancara, dipilih untuk menggantikan Pdt Ruth.
Pdt Ruth sendiri merupakan satu-satunya calon Komnas Perempuan asal pulau Sulawesi di 20 besar. Bersama dengan Olivia Salampessy, Pdt Ruth menjadi keterwakilan wilayah Indonesia Timur di 20 besar yang didominasi oleh calon dari pulau Jawa.
Sayangnya, Pdt Ruth yang juga Ketua DPP Perempuan Berpendidikan Teologia ini digugurkan secara kontroversi. Menurut informasi, masuknya Pdt Ruth di peringkat 6 hasil tes wawancara, diluar skenario yang ada. Apalagi, nama-nama yang dijagokan justru berada di peringkat bawah.
“Digugurkannya ibu Pdt Ruth (Wangkai) istilahnya failed accomplished,” ujar sumber yang meminta namanya dirahasiakan.
Sementara, Pdt Ruth Kezia Wangkai yang dihubungi Minggu (24/11) malam, menyebutkan jika dirinya akan melayangkan surat somasi terkait dengan hasil pengumuman calon tersebut. Menurutnya, somasi ini untuk meminta transparansi hasil seleksi.
“Saya hanya meminta transparansi tentang hasil. Bagaimana bisa, seleksi enam bulan yang dilakukan panitia seleksi kemudian digugurkan secara tiba-tiba tanpa ada klarifikasi, tanpa ada bukti-bukti dan ketidakjelasan alasan yang digunakan untuk menjatuhkan,” kata Pdt Ruth.
Menurutnya, hasil tersebut juga mengingkari prinsip-prinsip Paris yang harus memperhatikan aspek keterwakilan wilayah, gender, profesi, agama, keyakinan maupun kepercayaan.
“Tentunya semua kondisi ini bukan persoalan personal, melainkan bagaimana prinsip itu justru diabaikan. Saya disini, bukan lagi bicara personal, melainkan bicara jejaring yang mendukung dan bicara tentang transparansi,” tandas Pdt Ruth kembali.
Seperti diketahhi, Panitia Seleksi Pemilihan Anggota Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Periode 2020-2024 telah memilih 20 nama yang akan diserahkan ke Sidang Paripurna Komnas Perempuan pada Jumat (22/11/2019) lalu.
Nama Pdt Ruth masuk dalam 20 besar dari hasil wawancara terhadap 33 calon anggota. Ketua Pansel Usman Hamid dalam Pengumuman bernomor surat 53/KNAKTP/Pansel-PAKP/IX/2019 mengatakan bahwa keputusan itu berdasarkan pertimbangan aspek keterwakilan wilayah, gender, profesi, agama, keyakinan maupun kepercayaan, petahana-non petahana, hingga pertimbangan affirmative action.
“Keduapuluh calon disusun dengan peringkat 1 sampai 20 ini setidaknya memiliki keragaman yang terdiri dari latar belakang wilayah, misalnya, wilayah Indonesia Timur dan Indonesia Tengah, tokoh agama maupun komunitas penghayat kepercayaan, advokat, akademisi, buruh, keterwakilan gender laki-laki, petahana, calon dengan disabilitas, calon berlatar belakang LGBTQ, hingga calon dengan pengalaman sebagai Forum Pengada Layanan,” ujar Usman dalam surat tersebut.
Usman pun mengatakan bahwa panitia seleksi merekomendasikan 15 nama dengan peringkat terbaik agar ditetapkan oleh Sidang Paripurna Komnas Perempuan menjadi Anggota Paripurna Komnas Perempuan Periode 2020-2024. (YSL/TRT)
Berikut ini 20 nama calon yang direkomendasikan oleh Panitia Seleksi (urutan sesuai peringkat):
- Maria Ulfah Anshor
- Dewi Kanti
- Satyawanti
- Rainy Maryke Hutabarat
- Olivia Chadidjah Salampessy
- Ruth Ketsia Wangkai
- Th. Sri Endras Iswarini
- Bahrul Fuad
- Nahe’i
- Alimatul Qibtiyah
- Siti Aminah Tardi
- Mathilda A. M. Wowor
- Yulia Dwi Andriyanti
- Tiasri Wiandani
- Veryanto Sitohang
- Andy Yentriyani
- Yuli Rustinawati
- Siti Rubaidah
- Mariana Amiruddin
- Retty Ratnawati