6.000 Ton Bungkil Kelapa Asal Sulut Diekspor ke India

METRO, Manado- Sebanyak 6.000 ton bungkil kelapa asal Sulawesi Utara (Sulut) dengan nilai ekonomis Rp 5,4 miliar dilepas menuju India, pada Senin (9/11).

“Kami telah pastikan bungkil kelapa ini sehat setelah dilakukan berbagai tindakan karantina, sebagai penjaminan mutu komoditas ekspor yang akan diberangkatkan ke India,” kata Kepala Karantina Manado, Donni Muksydayan, saat menyerahkan surat kesehatan tumbuhan atau phytosanitary certificate (PC) kepada eksportir PT. Cargill.

Bacaan Lainnya

Dijelaskan Donni, dalam kondisi ekonomi yang melemah akibat wabah pandemi global, bungkil kelapa tetap rutin diekspor ke India, karena permintaan negara tersebut akan produk olahan minyak kelapa sub sektor Perkebunan ini tidak pernah surut malahan meningkat.

India, kata Donni merupakan peminat bungkil kelapa asal Sulut paling besar dibandingkan dengan negara lain. Karena disamping komoditasnya sesuai dengan yang dipersyaratkan negara tersebut juga sebagian besar mata pencaharian masyarakat di India adalah beternak. “Dimana ketersediaan pakan disana tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan jumlah ternak yang sangat banyak,” katanya.

Berdasarkan data Karantina Pertanian Manado, diketahui bahwa fasilitasi ekspor bungkil kelapa selama Januari hingga Oktober 2020 sebanyak 100,8 ribu ton, dengan nilai ekonomis mencapai Rp 276,85 miliar. Angka ini meningkat 14,7 persen dibanding periode yang sama di tahun 2019 yang hanya berhasil mencatat sebanyak 87,88 ribu ton dengan perolehan nilai ekonomi Rp 159,65 miliar.

“Ekspor bungkil kelapa ini pada tahun 2020 didominasi oleh India hampir 96,7 persen selainnya ekspor ke Vietnam. Sedangkan di tahun 2019 tetap ekspornya didominasi oleh India sebanyak 91,6 persen selainnya ke Vietnam dan Korea Selatan,” ujar Donni.

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil mengatakan, untuk mengawal Gratieks supaya ekspor komoditas pertanian meningkat, pihaknya melakukan penguatan kesisteman perkarantinaan, seperti fasilitas pemeriksaan baik sarana dan prasarana laboratorium serta kemampuan petugasnya untuk dapat memastikan kesehatan dan keamanan produk sesuai protokol ekspor negara mitra dagang.

“Inilah adalah tugas kami untuk mengawal juga memastikan agar kesehatan dan keamanan produk pertanian yang dilalulintaskan harus dipenuhi sehingga terjamin dinegara tujuan, dan akan terus mendorong pelaku usaha meningkatkan kemampuan produksi, kualitas produknya serta jaminan keberterimaan dan pendampingan pemenuhan persyaratan ekspor,” tutup Jamil.(71)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan