METRO, Manado- Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaksanakan sensus penduduk (SP) 2020 dengan menerapkan metode online dan wawancara. Adapun periode pelaksanaan SP 2020 yakni pada 15 Februari hingga 31 Maret untuk SP online, dan tanggal 1 hingga 31 Juli untuk SP wawancara.
“SP wawancara khusus untuk daerah-daerah yang sinyal internetnya kurang bagus. Petugas kami akan langsung mendatangi warga untuk melakukan wawancara,” ujar Kepala BPS Sulut, Ateng Hartono, dalam kegiatan forum komunikasi publisitas sensus penduduk 2020, di Four Points Hotel Manado, Selasa (10/12) siang.
Menurutnya, ada 21 pertanyaan yang nantinya akan ditanyakan kepada warga terkait data-data kependudukan seperti variabel individu, pekerjaan, variabel pendidikan dan status perumahan. Sebagian besar data SP 2020, kata Ateng untuk mewujudkan statistika hayati dan mensuplai data SDGs. “Kami mengambil poin-poin yang sangat central berdasarkan masukan dari kementerian. Mudah-mudahan data-data ini bermanfaat bagi perencanaan pembangunan regional,” ungkap Ateng.
Untuk pelaksanaan SP 2020 ini, Ateng mengaku mendapat dukungan dari pemerintah daerah, media, Sinode GMIM, denominasi gereja, masjid-masjid dan masih banyak lagi. “Kami mengharapkan generasi milenial agar dapat membantu warga untuk melakukan pengisian SP online,” ungkapnya.
Dijelaskan Ateng, BPS akan menerapkan combine methode pada pelaksanaan SP 2020 yang akan menjembatani dan menyempurnakan data kependudukan. “Ini dilakukan untuk mewujudkan satu data kependudukan,” jelas Ateng.
Dari data yang diperoleh METRO, diketahui bahwa tujuan sensus penduduk 2020 adalah untuk menyediakan data jumlah, komposisi, distribusi, dan karakteristik penduduk Indonesia menuju satu data kependudukan (de facto dan de jure). Kemudian untuk menyediakan parameter demografi dan proyeksi penduduk (fertilitas, mortalitas, dan migrasi) serta karakteritstik penduduk lainnya untuk keperluan proyeksi penduduk dan indikator SDGs.
Sementara manfaat data hasil SP 2020 akan digunakan sebagai acuan evaluasi pembangunan rencana pembangunan nenengah nasional dan tujuan pembangunan berkelanjutan.
“Tahun depan, total ada 54 negara melakukan yang sensus penduduk dan perumahan, termasuk Indonesia,” pungkas Ateng.(71)