METRO, Bitung- Upaya Pemkot Bitung memaksimalkan penanganan Covid-19 mulai berbuah hasil. Salah satu indikasinya adalah jumlah kasus aktif yang terus menurun dari hari ke hari. Meski demikian, tanda-tanda untuk ‘menginjak rem’ belum kelihatan sama sekali.
Sebagaimana informasi dirangkum Rabu (28/07) kemarin, sejumlah langkah taktis telah diterapkan Pemkot Bitung dalam memerangi penyebaran Virus Corona. Pelaksanaan PPKM Level 4 yang mengacu pada keputusan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional atau KPC-PEN, hanya salah satu diantara langkah tersebut.
Langkah taktis yang ditunjukan Pemkot Bitung sejatinya baru berlangsung beberapa hari. Terhitung sejak daerah ini kembali masuk zona merah langkah-langkah itu mulai diterapkan.
Pengalihan status Rusunawa Sagerat menjadi rumah sakit darurat menjadi salah satu faktor kunci dalam upaya dimaksud. Tingginya angka bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur jadi pemicu kehadiran rumah sakit tersebut. Dengan kapasitas tampung yang berjumlah 96 kamar, keberadaan rumah sakit itu dipercaya efektif memperkuat treatment terhadap para pasien.
Langkah taktis lainnya adalah pembukaan hotline service untuk penyampaian informasi seputar penanganan Covid-19. Layanan ini sengaja dibuka untuk memberikan informasi valid ke masyarakat, sekaligus merespon potensi disinformasi yang marak terjadi. Tujuannya utama layanan ini adalah mengedukasi masyarakat perihal bahaya Virus Corona.
Tak berhenti sampai di situ, upaya lain dalam memperkuat penanganan juga ditunjukan lewat kehadiran Satgas Covid-19 di tingkat kelurahan. Satgas ini punya peran penting dalam membantu pelaksanaan 3T, testing, tracing dan treatment, sekaligus pengawasan terhadap penerapan PPKM Level 4 termasuk di dalamnya protokol kesehatan.
Walikota Bitung Maurits Mantiri mengakui keseriusan pihaknya dalam melaksanakan upaya di atas. Ia menyebut Pemkot Bitung saat ini sedang tancap gas memerangi Covid-19.
“Kami mengikuti arahan Bapak Presiden. Ada waktunya kami harus tancap gas, dan ada waktunya pula untuk kami menginjak rem. Untuk saat ini jelas kami harus terus menginjak pedal gas,” tuturnya.
Maurits menegaskan upaya itu semata-mata untuk memberi rasa aman dan nyaman bagi warga. Kebijakan pengetatan yang dilakukan di berbagai aspek bukan untuk mengekang warga, melainkan untuk kebaikan semua pihak.
“Contohnya seperti sekarang, PPKM Level 4 dijalankan bukan untuk mempersulit warga, tapi jadi upaya kita dalam melindungi semua pihak. Kalau nanti setelah ini situasi menunjukan tanda-tanda perbaikan, pasti akan menginjak rem. Jadi mohon dipahami, ini untuk kepentingan semua pihak,” katanya.
Maurits sendiri terus eksis memberi perhatian terhadap situasi ini. Kemarin ia kembali turun lapangan untuk memantau keadaan. Selain mengecek lagi kesiapan rumah sakit darurat, ia mendatangi sejumlah kelurahan yang masih berstatus zona merah. Dalam kesempatan itu ia mengingatkan pemerintah kelurahan untuk tidak kendor menjalankan penindakan.
Terkait hal di atas, elemen masyarakat memberi dukungan bagi Pemkot Bitung untuk terus menjalankan kewenangan. Bobby Rasyid, salah satu warga di Kecamatan Girian, menganggap langkah yang diambil Pemkot Bitung sudah tepat.
“Yang paling terpenting mengendalikan penularan. Dan saya percaya upaya pemerintah sudah sesuai dengan keadaan. Tinggal dari kita masyarakat untuk menyesuaikan dan mendukung upaya itu. Kalau kita mau situasi jadi lebih baik, tentu harus disiplin dan mematuhi anjuran pemerintah,” tukasnya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Pemkot Bitung, per Selasa (27/07) angka kasus aktif di daerah ini sudah jauh turun. Enam hari lalu kasus aktif masih berjumlah 360 atau yang tertinggi selama Bulan Juli, kini jumlah itu turun signifikan menjadi 108 kasus. Meski demikian, untuk kasus infeksi harian terbilang masih fluktuatif. Per harinya ada warga yang dinyatakan terkonfirmasi walaupun jumlahnya kadang tinggi kadang rendah.(69)