METRO, Bolmong- Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Dra Hj Yasti Soepredjo Mokoagow, mengatakan, luas lahan untuk pembangunan bandar udara (Bandara) Bolmong (Loloda Mokoagow), luasannya mencapai 460 hektare.
Yasti Mokoagow, yang juga mantan Ketua Komisi V DPR RI, menjelaskan, untuk bisa memperoleh status sebagai Bandara Internasional, panjang runway minimal 3000 meter.
“Jadi untuk mencapai panjang runway 3000 meter, masih membutuhkan tak kurang dari 72 hektare lahan,” kata Yasti Soepredjo Mokoagow, Kamis (25/11) kemarin.
Dikatakan YSM, julukan Yasti Soepredjo Mokoagow, pembangunan Bandara Bolmong, untuk tahap awalnya, dengan panjang runway atau landasan pacu 1400 meter.
“Termin anggaran untuk Bandara Bolmong dikeluarkan lewat Kementrian Perhubungan sejak 2016. SK penetapan pembangunan Bandara, lewat Kementrian Perhubungan yang masih dijabat Ignatius Jonan waktu itu,” beber YSM.
YSM membeberkan, pada 2018, nilai awal pembangunan Bandara Lolak mencapai angka Rp18,4 miliar. “Hingga pada perencanaan 2024, total pagu anggaran pembangunan Bandara mencapai 418,9 miliar rupiah,” terangnya.
Olehnya YSM mengaku, jika pihaknya sangat tahu persis soal pembangunan Bandara. Karena Ia sendiri yang mengusulkan saat masih duduk sebagai sebagai Ketua Komisi V DPR RI masa itu.
“Saya tahu persis masalah ini. Sebab saya yang mengusulkan pada waktu masih duduk sebagai anggota DPR RI di Komisi V. SK penetapan Bandara keluar pada 2016 sebelum menjabat Bupati pada 2017,” terangnya.
Perlu diketahui kata YSM, pembangunan Bandara Loloda Mokoagow, dikerjakan dengan sistem multi years. Sehingga pada 2021, anggaran naik lebih dari Rp121 miliar. Anggaran pada 2021 bersumber dari SBSN (Surat Berharga Syariah Negara). Yaitu dana pinjaman oleh negara, tidak melulu murni dari APBN.
Namun seiring waktu berjalan, kata YSM, dengan muncul pandemi Covid-19, jelas berdampak pada pemotongan anggaran.
Perlu diketahui pula kata YSM, keberadaan Bandara Loloda Mokoagow, di bawah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bandara Naha, bersama Bandara Sitaro.(48)