Misi SHS Sukses, 3 WNI Bertemu Keluarga

Tiga WNI yang dipulangkan saat bertemu dengan keluarga

METRO, Jakarta- Setelah hampir dua tahun disandera kelompok militan pimpinan Abu Sayyaf di Filipina, akhirnya tiga warga negara Indonesia (WNI) berhasil dibebaskan. Nah, Rabu (19/09) mereka dikembalikan ke keluarga masing-masing.

Keberhasilan ini tak lepas dari peran Duta Besar (Dubes) Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Filipina, Kepulauan Marshall dan Republik Palau, Dr Sinyo Harry Sarundajang (SHS).

Bahkan, mantan Gubernur Sulut dua periode ini yang menjemput langsung ketiga korban di Kota Zamboanga, Filipina, dekat lokasi penyanderaan.

“Puji Tuhan. Tiga WNI ini dapat bebas dalam keadaan selamat, sehat walafiat,” ungkap SHS. Menurutnya, upaya pembebasan adalah hasil kerja keras kedua pihak, Filipina dan Indonesia.

“Diharapkan ke depan tidak akan ada lagi penyanderaan. Kerjasama keamanan, joint patrol di sekitar perairan Filipina, Malaysia, dan Indonesia perlu untuk ditingkatkan guna memperketat pengamanan,” ujar SHS.

Sementara itu, penyerahan ke keluarga dilakukan oleh Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI AM Fachir bersama SHS.

Penyerahan digelar di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu) di Jakarta Pusat Rabu (19/09). Fachir juga mengatakan kondisi di lapangan semakin sulit untuk membebaskan WNI yang disandera.

“Tapi dengan memanfaatkan aset-aset yang kita miliki di lapangan serta dukungan pemerintah Filipina, alhamdulillah kita berhasil membebaskan mereka,” ucap Fachir.

Ketiga WNI tersebut yakni Hamdan bin Saleng, Sudarling bin Samansunga, dan Subandi bin Sattu. Dua nama pertama berasal dari Selayar, sedangkan nama terakhir dari Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Mereka merupakan nelayan Indonesia yang bekerja di kapal-kapal ikan Malaysia yang beroperasi di perairan Sabah, Malaysia. Mereka diculik saat sedang menangkap ikan dengan kapal BN 838/4/F di Perairan Taganak, Sabah, Malaysia pada 18 Januari 2017.

Mereka lalu dibebaskan dari penyanderaan di Pulau Sulu, Filipina Selatan oleh militer Filipina pada Sabtu (15/09) lalu. Ketiganya lalu diperiksa kesehatannya di pangkalan militer Filipina di Zamboanga serta pemulihan psikologis.

“Ketiga saudara kita ini diserahkan oleh para penyanderanya ke Gubernur (Sulu), dan sudah barang tentu bersama-sama dengan pasukannya (komando militer Mindanao Barat). Saya menjemputnya di Kota Zamboaga, Zamboaga itu sesudah Sulu, penyeberangan pertama itu di Kota Zamboanga, dekat sekali dengan Sulu,” ujar SHS sembari menyebut mendapat tugas langsung dari Menlu Retno LP Marsudi.

Menlu berpesan agar para sandera dapat dibebaskan dengan selamat.
“Saya diwanti-wanti oleh Ibu Menteri Luar Negeri ‘Pak Duta Besar, bagaimana pun para warga negara kita yang kita cintai itu mereka nelayan tidak berdosa apa-apa, ditangkap disandera, dan begitu lamanya 20 bulan, jangan sampai mereka korban ataupun cacat’, ini diwanti-wanti oleh Ibu Menteri,” ujarnya.

Kesuksesan SHS ini sontak memunculkan kepiawaian diplomasinya. Apalagi sosok SHS dikenal dekat dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Bahkan dalam sejumlah kesempatan, Duterte sering menyebut SHS sebagai saudaranya.

Eratnya hubungan SHS dan Duterte ini sudah terjalin sejak lama saat SHS Walikota Bitung dan Duterte memimpin Davao. Duterte sendiri pernah menginap di rumah SHS di Kawangkoan, Minahasa.

Penulis : Jemmy Saroinsong

Komentar