METRO, Manado- Ada fenomena menarik dari data tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Sulut, yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara, Selasa (5/11) siang. Dari data tersebut, terlihat bahwa mayoritas pengangguran di daerah ini adalah pengangguran terdidik, dengan persentase tertinggi berasal dari lulusan SMK.
Mengacu dari data TPT BPS Sulut, diketahui bahwa pengangguran tertinggi kedua adalah SMA. Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang tidak terserap terutama pada tingkat pendidikan SMA dan SMK. Mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, dilihat dari TPT SD ke bawah terendah diantara semua tingkat pendidikan.
Meski begitu, menurut Kepala BPS Sulut, Ateng Hartono, jika dibandingkan kondisi setahun yang lalu, tingkat pengangguran terdidik kelompok SMA dan SMK mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,77 poin dan 1,67 poin. “Sementara itu kelompok perguruan tinggi justru mengalami kenaikan 2,40 poin,” ujar Ateng, Selasa (5/11) siang.
Kondisi yang sama pun terjadi di nasional. Pada bulan Agustus 2019, tingkat pengangguran terbuka untuk SMK masih yang tertinggi dibandingkan tingkat pendidikan lain. Sedangkan tingkat pengangguran terendah adalah pada jenjang pendidikan SD. “Sekitar 12,40 persen dari total penduduk bekerja, berpendidikan tinggi atau diploma ke atas,” kata Kepala BPS Pusat, Kecuk Suhariyanto.
Sementara itu, jika dilihat dari tempat tinggalnya, TPT di perkotaan tercatat lebih tinggi dibanding di pedesaan. Bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, pada Agustus 2019, TPT baik di perkotaan maupun di pedesaan mengalami penurunan. “Hal ini kemungkinan didorong oleh adanya fenomena siklus 3 tahunan panen raya cengkih pada bulan Agustus 2019 yang banyak menyerap tenaga kerja terutama di sentra-sentra cengkih Sulawesi Utara,” kata Ateng.(71)