METRO, Boltim- Refocusing anggaran terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Tahun 2021 berimbas tidak maksimalnya program dan kegiatan disemua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dibawah kepemimpian Bupati Sam Sachrul Mamonto dan Wakil Bupati Oskar Manoppo (SSM-OPPO).
Pasalnya, tak sedikit anggaran untuk pembangunan fisik dan non fisik sudah ditetapkan dalam Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dipangkas.
Hal ini diakui Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Boltim Argo Sumaiku ketika ditemui METRO belum lama ini. Kata dia, refocusing anggaran harus dilakukan karena terjadi pengurangan Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun Dana Alokasi Umum (DAU) secara nasional dari pemerintah pusat. Menurut Argo, Kabupaten Boltim sangat merasakan dampak refocusing anggaran.
Karena selama ini masih bergantung pada dana transfer pusat. Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) belum dimaksimalkan. Anggota DPRD Boltim tiga periode ini mengungkapkan, Pemerintah Daerah (Pemda) harus melakukan terobosan strategis agar program pembangunan didaerah tetap jalan.
“ Saya sempat mengusulkan ke Pemerintah Boltim, untuk mendapatkan pinjam dana PEN atau Pemulihan Ekonomi Nasional dibawah Kementrian Keuangan (Kemenkeu) RI. Karena Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut mendapat pinjaman dana PEN kalau tidak salah Rp 1 Triliun,” ujar politisi Partai Demokrat ini. Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Boltim Dr. Sonny Warokka,PhD kepada METRO mengatakan, refocusing anggaran dalam rangka percepatan penanganan Covid-19. Alhasil, anggaran SKPD dipangkas hingga 15 persen. Bahkan, Dana Desa (Dandes) tidak luput dari pengurangan atau rasionalisasi. “ Kurang lebih 8 persen Dandes diperuntukan penanganan Covid-19. (40)