METRO, Boltim- Buntut ulah beberapa grup drum band tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bolaang Mongondow Timur (Boltim) yang nekat memamerkan gerakan-gerakan yang dinilai melanggar norma budaya, moral dan agama, pada perayaan menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-77 Tahun 2022, 2 oknum Kepala Sekolah (Kepsek) SMP diberhentikan dari jabatan mereka.
Penggantian dua oknum Kepsek tersebut dilakukan langsung oleh Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto,S.Sos,MSi di ruang kerja kantor bupati, Kamis (18/08) lalu.
Ketika ditemui sejumlah wartawan, Bupati mengakui bahwa pergantian Kepsek tersebut adalah sebuah pembelajaran bagi semua Guru atau pendidik di Kabupaten Boltim. Agar menanamkan etika dan moral kepada siswanya.
Kata Sachrul, pemerintah sekarang ini sedang menggali pontensi budaya dan warisan sejarah Boltim. Tetapi disayangkan, tiba-tiba citra Budaya, Moral dan Agama Boltim tercoreng oleh prilaku yang tidak seharusnya terjadi pada anak didik generasi penerus bangsa.
Meski begitu, SSM sapaan Bupati Sam Sachrul Mamonto mengungkapkan, kejadian tersebut tidak semata-mata menyalahkan siswanya. Tetapi kesalahanya ada pada Gurunya disekolah sebagai pendidik dan penanggung jawab.
“Sesuatu yang terjadi dibawah anak didiknya, maka gurunya yang harus bertanggung jawab. Tetapi jika gurunya tidak bertanggung jawab maka kepala dinasnya, kalau kepala dinas juga tak mau, maka sekretaris daerah sebagai panglima ASN yang harus bertanggung jawab,” jelas Bupati.
Lanjutnya, selaku kepala daerah, ia tidak akan mentolerir perbuatan yang tidak mendidik. Namun di sisi lain, harus menyelamatkan moral anak-anak Boltim.
“Langkah pergantian Kepsek, akan menyelamatkan sekolah dari bahan bullian masyarakat,” tandasnya.
Terkait hal ini, secara terpisah pihak sekolah di salah satu SMP Negeri kecamatan Tutuyan mengutarakan permohonan maaf kepada semua masyarakat Sulawesi utara. Amat terlebih warga Boltim dan Bupati atas penampilan grup drum band yang tidak mendidik viral ke media sosial.
“Kami akui hal ini tidak cocok diperagakan oleh anak anak di usia sekolah. Dan saya menerima dengan ikhlas sanksi yang diberikan Bapak Bupati kepada saya, karena saya memahami bahwa hal ini adalah kelalayan saya selaku kepala sekolah. Keputusan Bupati ini menjadi pembelajaran yg sangat berharga bagi saya bahwa dalam membimbing siswa tidak sekedar membuat siswa pintar, akan tetapi siswa juga harus menjunjung tinggi moralitas. Terima kasih Pak Bupati yg telah mengedukasi saya bahkan masyarakat pada umumnya. untuk kedepannya hal hal ini akan saya perbaiki,” sebut salah satu oknum mantan Kepsek SMP.(40)






