METRO, Manado- Pasokan ternak babi sebanyak 750 ekor yang didatangkan dari Bali, belum banyak memberi dampak terhadap kondisi harga daging babi di Sulawesi Utara (Sulut). Saat ini harga di tingkat pedagang masih berkisar 120-130 per kilo.
Meski begitu, pasokan babi dari Bali tersebut cukup membantu menekan harga daging saat Hari Pengucapan Syukur di Kabupaten Minahasa dan Minahasa Tenggara.
Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian dan Peternakan Sulut, Drh Hanna Tioho, menuturkan, dampak dari penambahan stok babi dari Bali sudah mulai berpengaruh karena harga saat ini di pasar tradisional sudah mulai menunjukkan penurunan.
“Di Minahasa dan Minahasa Tenggara sudah sempat merasakan dampak penurunan harga meski memang tidak signifikan, sehingga pemerintah daerah berencana mendatangkan kembali babi dari Bali,” ujar Hanna, Selasa (30/7/2024).
Dijelaskan Hanna, kebijakan ini guna mengantisipasi kebutuhan daging babi menjelang hari-hari besar seperti Tomohon Internasional Flower Festival (TIFF) dan pengucapan syukur.
“Sudah ada rencana penambahan, dan saat ini sementara diproses. Jumlahnya akan kami sampaikan nanti, tentu juga akan menyesuaikan dengan kebutuhan dan stok di sana,” ungkap Hanna.
Ia mengatakan, Bali menjadi satu-satunya daerah di Sulawesi Utara yang berhasil menangani dengan baik virus ASF yang menyerang ternak babi, sehingga pemerintah provinsi memilih Bali sebagai daerah pemasok.
“Ketersediaan babi di sana sudah mulai banyak dan memungkinkan untuk dikirim ke daerah lain. Dari segi harga masih kompetitif, namun cost pengangkutan jelas lebih murah jika kita ambil dari Bali,” tutur Hanna.
“Pemerintah dan para peternak disana sudah bisa mengantisipasi dan bangkit dari pandemi ASF. Ini yang mau kita pelajari karena kondisi di sana sangat mirip dengan Sulut,” imbuhnya.(ian)
Komentar