METRO, Manado- Badan Pusat Statistik, mencatat Ekonomi Sulawesi Utara (Sulut) tumbuh 5,13 persen pada triwulan II-2024. Laju pertumbuhan ini melambat jika dibandingkan triwulan II-2023 yang tumbuh 6,28 persen, dan triwulan I-2024 yang sebesar 5,64 persen.
Kepala BPS Sulut, Aidil Adha, mengatakan ekonomi Sulut tumbuh konsisten di atas 5 persen, meskipun melambat dibandingkan triwulan II-2023 dan triwulan I-2024.
“Ekonomi Sulut tumbuh seiring peningkatan mobilitas dan daya beli masyarakat,” ujar Aidil, saat menyampaikan berita resmi statistik, pada Senin (5/8/2024) siang, di Kantor BPS Sulut.
Dijelaskan Aidil, peningkatan mobilitas masyarakat terlihat dari jumlah penumpang angkutan laut yang naik 4,38 persen, dan tingkat penghunian kamar hotel bintang yang meningkat 7,39 persen poin di triwulan II-2024.
“Daya beli masyarakat meningkat seiring laju inflasi yang terkendali, pemberian THR dan gaji ke-13 ASN, pertumbuhan penjualan riil barang-barang retail, dan kredit konsumsi yang juga mengalami pertumbuhan,” ungkap Aidil.
Selain itu, kata Aidil pertumbuhan ekonomi Sulut juga didorong oleh aktivitas produksi pertanian yang tumbuh stabil. Tanaman padi dan jagung yang tumbuh secara signifikan memberikan kontribusi yang besar pada kategori pertanian.
“Selama triwulan II-2024 terjadi peningkatan produksi yang tinggi pada tanaman perkebunan khususnya cengkeh,” ucapnya.
Menurut Aidil, penjualan listrik yang tumbuh stabil ikut menopang pertumbuhan ekonomi di triwulan II-2024. “Penjualan listrik sepanjang triwulan II naik sebesar 3,54 persen, terutama didorong konsumsi listrik segmen bisnis dan industri,” paparnya.
Aidil bilang, hampir semua lapangan usaha tumbuh positif, kecuali lapangan usaha pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang yang terkontraksi 0,89 persen.
“Tiga lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi yakni penyediaan akomodasi dan makan minum, pertanian, kehutanan,
dan perikanan, serta perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda
motor,” tutur Aidil.
Ia mengatakan, libur hari besar keagamaan nasional, serta liburan sekolah memicu peningkatan pada tingkat hunian
hotel dan konsumsi di restoran serta rumah makan.
“Selain itu, banyaknya pertemuan tatap muka atau yang diselenggarakan di hotel, oleh pemerintah maupun swasta, turut mendorong pertumbuhan lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum,” jelasnya.
Kata Aidil, pertumbuhan pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan bersumber dari peningkatan produksi tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan yang mulai memasuki masa panen raya.
“Pertumbuhan lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor didorong oleh meningkatnya daya beli masyarakat seiring dengan pembayaran THR dan gaji ke-13,” katanya.(ian)
Komentar