Penulis: dr.DOLLY RD KAUNANG, Sp.JP, Sp.KP
Ketua Yayasan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia
Alumnus FK UNSRAT 1980
“Hanya terjadi di Manado, bahkan mungkin satu-satunya di dunia. Fakultas kedokteran dilahirkan secara unik oleh the founding fathers, tujuh dokter luar biasa pascapergolakan Permesta. Mereka ‘gila’ Bagaimana mungkin dapat mendirikan sebuah fakultas kedokteran tanpa ada gedung, tanpa ruang kuliah, tanpa sarana dan prasarana memadai bagi sebuah institusi pendidikan dokter. Tanpa kegilaan the Magnificent Seven tak akan ada fakultas kedokteran Universitas Sam Ratulangi yang membanggakan ini,” ungkap mahaguru legendaris, dr. Jan Harry Awaloei, SpPD, SpJP.
Tekad, pengorbanan, serta dedikasi sarat integritas mengawali dan menyertai awal tumbuh kembang FK Unsrat.
Kini, sang maestro –dipanggil dr.Oei Yang Hae- menciut galau penuh tanya dan harap. Kasihan, apa yang terjadi dengan almamater? Kalau benar sehebat ini mengapa para pencinta almamater pada diam? Saya hanya bingung sebenarnya apa sih yang terjadi? Tuhan, kasihanilah fakultas kedokteran Unsrat yang kami ikut rasakan pahitnya membangun mulai dari sangat minimal. Tolonglah selamatkan jerih payah dan pengorbanan para pahlawan fakultas kedokteran yang tiada tandingannya di dunia dalam membangun FK Unsrat yang kita cintai. Kalau saja mereka bisa berkata-kata sekarang, saya takut untuk mendengarkannya. Mari kita sama-sama doakan semoga cobaan ini lekas berlalu, cuitnya lirih.
Seleksi PPDS Simpang Siur
Dokter spesialis adalah dokter yang mempelajari bagian tubuh tertentu termasuk penyakit yang ada di dalamnya. Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) ditempuh selama empat sampai enam tahun tergantung pada kesulitan bidang yang diambil. Dokter umum yang menjadi peserta PPDS, disebut sebagai ‘dokter residen’.
Seleksi peserta dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama meliputi tes psikiatri, psikologi, potensi akademik, bahasa inggris dan substansi program studi. Tahap kedua diikuti oleh peserta yang lolos tahap pertama, meliputi tes wawancara dan tes kesehatan.
Pembinaan yang baik harus mulai dari seleksi bibit yang baik. Budaya akademik merupakan seluruh sistem nilai, gagasan, norma, tindakan, dan karya yang sesuai dengan azas pendidikan. Civitas academica berkewajiban memelihara dan mengembangkan budaya akademik dengan memperlakukan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai proses dan produk. Dosen menjadi garda terdepan pembawa budi pekerti jujur dalam mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik.
Kini budaya akademik para dosen harus menghadapi kenyataan mendidik para calon peserta program studi yang tidak sepenuhnya sesuai dengan proses seleksi. Seleksi penerimaan peserta program pendidikan dokter spesialis di Universitas Sam Ratulangi Manado simpang siur. Isu kecurangan dalam penentuan lolos seleksi melanda civitas academica. Para alumni selaku pemangku kepentingan turut galau dan prihatin.
Transparansi Bukan Telanjang
Pendidikan kedokteran yang baik adalah pendidikan kedokteran yang memenuhi unsur kompetensi, hubungan baik dokter-pasien/antarsejawat, serta berintegritas budi baik.
Pendidikan kedokteran pada saat ini semakin menuntut adanya standarisasi, akuntabilitas, serta penjaminan kualitas proses dan lulusan pendidikan. Dewasa ini proses produksi tidak relevan bila masih dalam kungkungan black box. Sebuah keniscayaan para pemimpin sebuah lembaga menjelaskan sepak-terjang yang akan ditempuh kepada para pemangku kepentingan.
Kultur organisasi terbentuk dari hasil kolektif reaksi dan perilaku manusia di dalamnya. Nilai apa yang dianut dan bagaimana bereaksi terhadap rangsangan dari dalam maupun luar. Bila seorang pemimpin benar-benar tahu siapa dirinya, dan apa yang ia perjuangkan, lebih mudah baginya menghadapi situasi apa pun. Bertindak dengan penuh integritas, menjaga etika, dan mau belajar dari kesalahan yang dilakukan. Penetapan peserta PPDS oleh pemimpin tertinggi institusi, namun penentuan hasil seleksi oleh dosen program studi. Berkomunikasi yang baik antar pemangku kepentingan merupakan prakondisi sejuk menyelesaikan persoalan. Manajemen white box yang akuntabel dan transparan menjadi perangkat memupuk rasa memiliki serta tanggung jawab bersama segenap pemangku kepentingan.(***)
Komentar