Penyaluran Kredit Turun, OJK Sulutgomalut Dorong Manajemen BPR-BPRS Berinovasi

KORANMETRO.COM- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah penyaluran kredit pada industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah (BPRS) di wilayah Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Maluku Utara, masih mengalami penurunan 4,67 persen.

Namun penurunan penyaluran kredit tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan tahun 2023 secara year on year yang turun hingga 7,92 persen.

Kepala OJK Sulutgomalut, Robert Sianipar, mengatakan seiring menurunnya jumlah penyaluran kredit, maka loan to deposit industri juga ikut menurun dari 91,12 persen pada Juni 2023, menjadi 86,93 persen pada posisi Juni 2024.

“Selain itu, rasio NPL juga mengalami sedikit peningkatan menjadi 7,10 persen dari sebesar 6,80 persen pada tahun 2023,” ungkap Robert.

Ia mengatakan, dari 3 provinsi, pertumbuhan penyaluran kredit di Sulawesi Utara yang paling rendah yakni -7,66 persen. “Pencapaian kredit untuk Sulawesi Utara, dari 15 BPR itu pertumbuhannya minus 7,66 secara year on year Juni ke Juni,” tutur Robert.

Menurutnya, OJK mendorong manajemen BPR-BPRS harus terus meningkatkan penyaluran kredit, serta mencari upaya-upaya kerja sama dan pangsa pasar baru.

“Rata-rata pertumbuhan ekonomi Sulut masih di atas 5 persen, menandakan geliat ekonomi masih ada. Oleh karena itu, kawan-kawan di BPR ini bisa masuk ke sektor-sektor produktif yang menjadi unggulan,” jelas Robert

Sebagai acuan pengembangan BPR dan BPR Syariah kedepan, kata Robert, OJK telah menerbitkan roadmap pengembangan dan penguatan industri BPR dan BPR Syariah tahun 2024 -2027, agar BPR dan BPR Syariah dapat menghadapi dan menjawab tantangan-tantangan tersebut dengan menjadi BPR yang resilien, adaptif dan berkontribusi optimal terhadap perekonomian.

“Kita ingin industri BPR itu resilien, artinya punya daya tahan, adaptif, dan mampu menghadapi perubahan dan berperan terhadap ekonomi, jadi tidak hanya bertumbuh dan sehat tetapi bisa terlihat kontribusinya,” katanya.(ian)

Komentar