Balai Bahasa Siapkan Buku Cerita Anak Dalam Dialek Bantik Hingga Mongondow

KORANMETRO.COM- Balai Bahasa Sulawesi Utara (Sulut) menyiapkan buku cerita anak dalam 10 dialek asli di Sulawesi Utara.

Buku-buku cerita ini berisi muatan kearifan lokal asli daerah Sulawesi Utara, yang ditulis dalam dialek Bantik, Bolaang Mongondow, Gorontalo, Melayu Manado, Minahasa (Tontemboan, Tolour, dan Tombulu), Minahasa Tonsawang, Minahasa Tonsea, Pasan, Ponosakan, dan Sangihe Talaud.

“Buku cerita anak ini akan ditebitkan dwibahasa. Jadi diterjemahkan juga ke dalam bahasa Indonesia,” ujar Kepala Balai Bahasa Sulut, Januar Pribadi, Selasa (6/5/2025).

Pembagian kuota cerita setiap bahasa daerah, yaitu Bantik satu cerita, Bolaang Mongondow lima, Gorontalo satu, Melayu Manado tiga, Minahasa lima, Minahasa Tonsawang tiga, Minahasa Tonsea empat, Pasan dua, Ponosakan dua, dan Sangihe Talaud empat.

“Total 30 judul buku dwibahasa yang akan diterbitkan. Penyebarannya masih kita rancang,” tuturnya.

Ia menjelaskan, tema yang diangkat antara lain mengenai alam dan lingkungan, seni budaya, tokoh, pariwisata dan stunting.

“Cerita anak dwibahasa berisi muatan kearifan lokal, dan mengusung salah satu dari sepuluh tema yang sudah ditentukan,” ungkap Januar.

Menurut dia, ini merupakan salah satu program prioritas balai bahasa dalam rangka penguatan literasi dan untuk meningkatkan minat baca pada anak.

“Saat ini kita kekurangan buku-buku cerita anak berbahasa daerah, sehingga program ini sangat penting sekaligus sebagai salah satu upaya merevitalisasi bahasa daerah,” katanya.(ian)

Komentar