METRO, Manado- Hingga akhir semester pertama tahun 2021, Jakarta Futures Exchange (JFX) berhasil membukukan total volume transaksi 4 juta lot. Demikian diungkapkan Direktur Utama Jakarta Futures Exchange, Stephanus Paulus Lumintang, kepada METRO, pekan lalu.
Dijelaskan Lumintang, hingga akhir Juni 2021, total transaksi tercatat sebesar 4.001.305 Lot. Pencapaian ini merupakan bukti bahwa manfaat dari literasi, edukasi, dan sosialisasi yang dilakukan JFX masih sangat dibutuhkan, dimana minat masyarakat untuk melakukan investasi ditengah masa pandemi justru meningkat.
“Pencapaian JFX pada semester pertama tahun 2021 ini masih dalam trend yang positif,” ujarnya.
Dibalik pencapaian ini, menurut Lumintang tidak lepas dari peran pialang dan pedagang dan dukungan kebijakan dari Bappebti serta sinergitas antara JFX dan KBI juga sangat berperan aktif dalam melakukan edukasi dan sosialisasi ke stakeholders, pialang, investor para pelaku pasar yang semakin dewasa dalam berinvestasi, dunia kampus, dan masyarakat umum. “Sehingga pencapaian ini dapat terwujud dan merupakan andil yang besar yang tidak dapat dipisahkan dalam peningkatan volume transaksi pada tahun 2021,” katanya.
Dijelaskan Lumintang, total transaksi multilateral hingga bulan Juni (30/06) 798.228 lot. Pada beberapa produk multilateral menunjukan kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun 2020 periode yang sama, contohnya pada produk kontrak Kakao 32.610 lot, mengalami kenaikan 53% dibandingkan tahun 2020 yaitu sebesar 15.313 lot.
“Kenaikan juga terjadi pada produk kontrak kopi dengan total volume transaksi 348.352 lot mengalami kenaikan sebesar 23% Jika dibandingkan tahun 2020 sebesar 268.686 lot,” ungkap Lumintang.
Dia juga mengungkapkan bahwa total transaksi bilateral sebesar 3,2 juta Lot, didominasi oleh emas, yaitu kontrak Loco London yang mencatat transaksi sebesar 2.640.502,60 lot, kontrak Forex sebesar 225.457,1 lot, kontrak indeks sebesar 300.919,9 lot, kontrak berbasis energi sebesar 34.157,4 lot, dan kontrak berbasis precious metal sebesar 2.035,3 Lot.
“Pencapaian ini turut dipengaruhi karena adanya volatilitas harga komoditas di pasar global, khususnya gejolak harga emas yang masih mendominasi pencapaian JFX hingga saat ini,” tukas Lumintang.(71)