Ridwan Alimudin, pendiri Armada Pustaka Mandar bercengkerama dengan pengunjung stan
METRO, Manado- Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental (PKN-Revmen) telah dibuka Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Puan Maharani, di Manado, Sulawesi Utara, Jumat (26/10/18) kemarin.
Terdapat ratusan stan yang menampilkan semangat revolusi mental di Indonesia.
Empat dari 11 pemuda yang telah dinobatkan sebagai inspirator revolusi mental oleh Kemenko PMK, Agustus 2018 lalu, turut tampil dalam PKN ini. Terletak di sisi kanan Kantor Satpol PP Kota Manado.
Mereka adalah Hasan Aoni Aziz US (pendiri sekolah alam Omah Dongeng Marwah), Farid N. Aslam (CEO Aruna Indonesia), Nissa Wargadipura (pendiri Pesantren Ekologi Ath Thaariq), dan Ridwan Alimudin (pendiri Armada Pustaka Mandar).
“Empat temuan inovasi dan kreasi anak bangsa dari 11 pemuda inspirator revolusi mental Indonesia kami tampilkan untuk memberikan inspirasi bagi bangsa Indonesia,” kata Nyoman Shuida, Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK (25/10/18).
Hasan Aoni, pendiri Omah Dongeng Marwah, telah menjadikan dongeng sebagai metode pendidikan anak-anak desa usia SD sampai SMA secara kreatif. Sekolah alam berbasis di Kudus, Jawa Tengah, ini berhasil mendorong anak-anak memproduksi kisah-kisah lokal melalui lagu dan film setara karya profesional. Salah satu karya sastra anak usia 14 tahun dan film karya anak usia SD dan SMP lembaga ini mendapatkan anugerah dari Kemendikbud RI, 2017 lalu.
Farid adalah pemuda berumur 24 tahun yang telah memperlihatkan gerakan perubahan yang dilakukannya melalui pemberdayaan nelayan berbasis pemanfaatan teknologi dengan platform e-commerce Aruna.id.
Nissa Wargadipura, pendiri Pesantren Ekologi Ath Thaariq, telah menggerakkan masyarakat melalui pesantren untuk mendayagunakan kekayaan lingkungan hayati yang berkekuatan ekonomi. Dia memelopori gerakan menjaga lingkungan melalui produksi makanan dan minuman sehat bernilai ekonomi tinggi.
Sedang, Ridwan Alimudin, pendiri Armada Pustaka Mandar, berhasil menjadikan kecintaannya pada kapal khas Sulawesi yang terkenal itu untuk mengarungi dan menambatkan kapalnya dari pulau ke pulau di pedalaman, mengajak anak-anak mencintai buku dan pengetahuan.
Karya-karya ini menunjukkan bahwa gerakan revolusi mental adalah kerja nyata untuk menemukan inovasi dan kreasi melalui pemberdayaan potensi lokal hingga mampu menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan.
Penulis: Yinthze Lynvia Gunde
Komentar