Indeks Pertumbuhan Ekonomi Turun, Ini Harapan CNR

METRO, Manado– Adanya penurunan angka pertumbuhan ekonomi Sulut dari tahun 2018 yang ada pada angka 6,01 persen menjadi 5,66 persen di tahun 2019 menjadi keprihatinan anggota Fraksi Partai Golkar, Careig Naichel Runtu (CNR).

Kepada wartawan, CNR mengatakan, dengan begitu banyaknya aktivitas pembangunan yang dilakukan pemerintah Sulawesi Utara, malah terjadi namun terjadi penurunan angka pertumbuhan ekonomi, yang disebutnya sangat berdampak pada rakyat Sulawesi Utara.

Apalagi kata dia, di sepanjang tahun berjalan tersebut, ada beberapa hal penting yang dilewatkan pemerintah. Di antaranya masalah komoditas, yakni cengkih dan kelapa di Sulut.

“Ini yang harus diperhatikan lagi karena dampaknya sampai pada ekonomi kerakyatan di Sulut,” kata CNR kepada wartawan, Senin (10/2/2020).

Ia berharap perhatian pemerintah pada sektor pertanian dan perkebunan lebih digiatkan lagi.

“Berharap pemerintah semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi apalagi dengan banyaknya program dengan besarnya APBD yang ditetapkan, menjadi pekerjaan rumah bersama,” tuturnya.

Sebagaimana data yang diperoleh dari situs sulut.bps.go.id, perekonomian Sulut berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tahun 2019 mencapai Rp130,20 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp89,03 triliun.

Ekonomi Sulut tahun 2019 tumbuh 5,66 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir seluruh lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya yang tumbuh 15,75 persen:

Dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT yang tumbuh sebesar 7,81 persen. (YSL)