METRO, Manado- Sejak dimulai pada 15 Februari lalu, sensus penduduk (SP) online 2020 di Sulawesi Utara masih belum direspon dengan baik oleh warga.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, terlihat bahwa masyarakat yang sudah berpartisipasi di SP online 2020 baru 26,559 orang atau 1,06 persen dari total penduduk di 15 kabupaten kota.
“Yang diharapkan dari SP online ini adalah kesadaran masyarakat dalam meng-update data,” ujar Kepala BPS Sulut, Ateng Hartono, dalam kegiatan Forum Wartawan SP Online 2020, yang digelar di Kantor BPS Sulut, Jumat (21/2) kemarin.
Walau masih rendah, Ateng optimis SP online 2020 di Sulut akan direspon dengan baik oleh warga, karena pelaksanaannya didukung oleh pemerintah provinsi, kepala daerah di 15 kabupaten/kota, tokoh-tokoh agama serta media.
“Kami juga didukung penuh oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil, red) Provinsi Sulawesi Utara,” ujar Ateng.
Dijelaskannya, BPS berkolaborasi dengan Dukcapil dalam pelaksanaan SP online. BPS menggunakan database Dukcapil ditambahkan dengan informasi-informasi yang diperlukan. “Yang terpenting bagaimana optimalisasi data kependudukan ini untuk kepentingan pembangunan,” ungkap Ateng.
Dia berharap Sulawesi Utara menjadi yang terdepan dalam kontribusi sensus penduduk online 2020, dibandingkan provinsi lainnya. “Seharusnya tinggi, karena indeks pembangunan manusia di Sulut tertinggi di pulau Sulawesi. Di nasional masuk 5 besar,” jelas Ateng.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Sulawesi Utara, Bahagia Mokoagow mengungkapkan bahwa pemerintah daerah sangat mendukung suksesnya sensus penduduk online 2020. “Kami di Dukcapil juga sudah melakukan sensus penduduk secara online didampingi BPS Sulut,” kata Bahagia.
Ateng menambahkan, BPS Sulut telah melakukan publisitas SP online melalui spanduk dan banner serta melaksanakan kegiatan kick off SP online 2020. Untuk pengaduan masyarakat, BPS membuat whatsapp center dengan nomor 081299052020.
Selain itu, BPS menyiapkan sensus corner di mall dan Dukcapil memberikan penjelasan tentang SP online kepada masyarakat di tempat pelayanan publik.
“Kami juga menggandeng kaum milenial untuk menyebarluaskan SP online serta menjembatani informasi sensus melalui wartawan,” tukas Ateng.(71)