METRO, Manado- Sejak awal tahun hingga bulan April 2020, atau selama 4 bulan berturut-turut, Kota Manado tercatat terus mengalami deflasi. Di bulan April 2020, Kota Manado mengalami deflasi sebesar 0,21 persen.
Demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara, Ateng Hartono, dalam rilis data perkembangan indeks harga konsumen/inflasi via live streaming dari Kantor BPS Sulut, Senin (4/5) kemarin.
“Ini baru pertama kali terjadi. Tahun 2019 hanya 3 bulan beruntun,” ujar Ateng.
Dijelaskannya, penyumbang deflasi terbesar di Kota Manado pada bulan April 2020 yaitu angkutan udara sebesar 0,3911 persen. Deflasi di Manado terjadi karena adanya penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 104,86 pada Maret 2020 menjadi 104,64 pada April 2020.
“Penurunan indeks terjadi pada kelompok pengeluaran transportasi sebesar 3,26 persen dan kelompok pengeluaran informasi, transportasi dan jasa keuangan sebesar 1,12 persen,” jelasnya.
Data BPS Sulut mencatat, sepuluh komoditi utama di Kota Manado yang memberikan andil inflasi besar di bulan April 2020 yaitu beras, cabai rawit, emas perhiasan, apel, gula pasir, tomat, ikan cakalang, teh, semangka dan ikan malalugis.
Sementara sepuluh komoditi utama yang memberikan andil deflasi terbesar yaitu angkutan udara, ikan selar, biaya pulsa ponsel, ikan tuna, daging ayam ras, ikan tindarung, pisang, ikan kembung, cumi-cumi, serta ikan deho.
Ateng juga menambahkan bahwa Manado menjadi Kota dengan nilai deflasi tertinggi dari 13 kota IHK di pulau Sulawesi. Sementara deflasi terendah terjadi di Kota Kendari sebesar 0,05 persen. “Adapun inflasi tertinggi terjadi di Bau-Bau sebesar 0,88 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Palu sebesar 0,17 persen,” tukas Ateng.(71)