Ekonomi Warga Eks Transmigran Desa Kokapoy Tumbuh Pesat

>> Desa Kokapoy Boltim.
>> Desa Kokapoy Boltim.

METRO, Boltim- Desa Kokapoy Kecamatan Mooat Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) beridiri sejak tahun 2007 silam. Berawal dari puluhan Kepala Keluarga (KK) penduduk transmigran asal Maluku. Kala itu Kepala Desa atau disebut Sangadi pertama dipercayakan kepada Jan Kumendong (almarhum). Tugas utama beliau, bagaimana memenuhi kebutuhan hidup warga dengan memaksimalkan lahan petanian yang diberikan pemerintah kurang lebih 1 hektar per KK. Seiring berjalanya waktu, ditengah laju pertambahan penduduk akhirnya desa ini dimekarkan menjadi Desa Kokapoy dan Kokapoy Timur.

Demikian ungkap Sangadi Desa Kokapoy Charles Kumendong saat ditemui METRO dirumah kediamanya, Selasa (13/07) kemarin. Singkat cerita, kata suami dari anggota DPRD Boltim dr. Cerry Komaling ini, 14 tahun sudah Desa Kokapoy bersatu berdiri. Benar-benar terasa pembangunan Infrastruktur baik jalan desa, pertanian, pendidikan, kesehatan dan fasilitas umum lainnya dari anggaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara maupun Pemerintah Kabupaten Boltim yang digulirkan kedua desa ini. “ Saat ini penduduk Desa Kokapoy bersatu diatas 400 KK,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Dia mengatakan, ekonomi masyarakat dalam empat belas tahun terkahir tumbuh pesat. Bisa dibilang Desa Kokapoy kini menjadi penggerak ekonomi Kabupaten Boltim. Sebagian besar warga mengembangkan hasil pertanian tanaman cabe, jahe, bawang merah dan hasil tanaman tahunan seperti cengkih. Bahkan, hasil pertanian cabe rawit Kokapoy telah menjadi favorit dipasar tradisonal. “ Selain warga menggantungkan hidup dari hasil pertanian, mereka juga bekerja sebagai tukang bangunan dan pedagang,” tambah Charles.

Sangadi satu-satunya di Kabupaten Boltim yang sempat mendapatkan SK TORA (Tanah Objek Reforma Agraria) dari Gubernur Sulut Olly Dondokambey ini mengaku optimis, bahwa ekonomi masyarakat Kokapoy dari hasil pertanian akan terus meningkat. “ Sebagai Sangadi, saya masih prioritaskan perkuat ekonomi masyarakat dan sumber daya manusia,” tutupnya.(40)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan