Ekonomi Sulut Tahun 2024 Tumbuh Melambat ke 5,39 Persen

KORANMETRO.COM- Ekonomi Sulawesi Utara tahun 2024 mengalami perlambatan jika dibandingkan pertumbuhan di  tahun 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tahun 2024 ekonomi Sulawesi Utara tumbuh sebesar 5,39 persen, lebih rendah dibanding capaian tahun 2023 yang tumbuh sebesar 5,48 persen.

Kepala BPS Sulut, Aidil Adha, mengatakan aktivitas produksi yang cukup kuat di sepanjang tahun 2024, menopang ekonomi domestik. Peningkatan aktivitas produksi, peningkatan daya beli masyarakat, peningkatan mobilitas masyarakat dan pelaksanaan Pilkada, berkontribusi besar terhadap geliat ekonomi di daerah ini.

“Peningkatan produksi hasil perkebunan pada komoditi cengkeh, kelapa, kakao, nilam, dan lainnya yang tumbuh signifikan selama tahun 2024 memberikan kontribusi yang besar pada kategori pertanian. Kemudian penjualan listrik yang tumbuh hingga 3,28 persen,” ujar Aidil, Rabu (2/5/2025) siang.

Ia mengatakan, lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah jasa lainnya sebesar 10,97 persen, diikuti administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, serta jasa pendidikan. Pertumbuhan signifikan pada lapangan usaha jasa lainnya, kata Aidil, dipicu peningkatan jumlah pengunjung tempat rekreasi serta peningkatan aktivitas partai politik menjelang masa Pemilu dan Pilkada.

“Berbagai event hiburan, olahraga, dan lainnya yang diadakan di Sulawesi Utara baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional selama tahun 2024 turut berkontribusi pada pertumbuhan positif lapangan usaha ini,” paparnya.

Adapun pertumbuhan lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, kata Aidil, didorong oleh peningkatan realisasi belanja pegawai pada tahun 2024. Faktor utama yang berkontribusi termasuk kenaikan gaji ASN dan pensiunan ASN, pembayaran THR ASN yang mencakup gaji dan tunjangan kinerja sebesar 100 persen, serta perekrutan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) di 2024.

“Pertumbuhan signifikan pada lapangan usaha jasa pendidikan didorong oleh meningkatnya realisasi belanja pegawai di sektor pendidikan pemerintah serta peningkatan pendapatan dari jasa pendidikan swasta yang didorong oleh pertumbuhan jumlah siswa dan mahasiswa,” ungkap Aidil.(ian)

Komentar