METRO, Manado- Saat dunia dilanda pandemi Covid-19, bidang pendidikan termasuk yang terdampak. Strategi guru dalam merancang metode pembelajaran menjadi poin penting, tentunya fasilitas pendukung yang juga mesti memadai.
Seperti yang dikisahkan Hartini Ngadioredjo, seorang guru yang bekerja di SMA Negeri 1 Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulut. Berbagai kiat dilakukan guru Matematika ini agar proses pembelajaran bisa efektif.
“Dalam melaksanakan pembelajaran di masa pandemi ini, seorang guru harus berupaya sangat keras demi tercapainya pembelajaran yang bermakna, yang tentunya harus berpihak pada murid,” papar alumnus Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Negeri Manado (Unima) di Tondano ini.
Hartini menuturkan, sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar, guru harus mengetahui profil setiap murid lalu melaksanakan Pembelajaran Berdiferensiasi. Pembelajaran Berdiferensiasi dilakukan karena setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dari segi kemampuan belajar, pemahaman terhadap penggunaan teknologi.
“Dan juga ketersediaan sumber daya untuk pembelajaran daring, dan lainnya,” papar Hartini.
Wanita berdarah Solo kelahiran Tondano ini memaparkan, Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi semua perbedaan murid, terbuka untuk semua. Juga memberikan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh setiap individu.
“Keberagaman dari setiap individu murid harus selalu diperhatikan, karena setiap peserta didik tumbuh di lingkungan dan budaya yang berbeda sesuai dengan kondisi geografis tempat tinggal mereka,” papar Hartini.
Hartini yang juga merupakan Guru Penggerak dari Kabupaten Minahasa ini memaparkan, pembelajaran dilakukan dengan beragam cara untuk memahami informasi baru bagi semua murid dalam komunitas ruang kelasnya yang beraneka ragam. Hal itu termasuk cara untuk mendapatkan konten, mengolah, membangun, atau menalar gagasan.
“Juga mengembangkan produk pembelajaran dan ukuran evaluasi sehingga semua murid di dalam suatu ruang kelas yang memiliki latar belakang kemampuan beragam bisa belajar dengan efektif,” paparnya.
Selain itu juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
Membahas tentang pembelajaran online di masa pandemi, dia mengatakan, ada sejumlah kendala yang dihadapi antara lain murid tidak memahami materi, tidak memiliki perangkat yang memadai, tidak memiliki kuota, juga jaringan tidak baik. Selain itu guru menggunakan model dan media pembelajaran yang tidak menarik.
“Hal lainnya adalah pembelajaran hanya menuntut murid menyelesaikan tugas tanpa ada tindak lanjut, penyerapan materi oleh murid sangat minimal, pembelajaran dominan menjadikan guru sebagai pusat pembelajaran, dan kurangnya dukungan orang tua,” papar Hartini.
Terkait kondisi ini, Hartini mengatakan, guru pantang mengajar sebelum belajar, dan harus terus mengupayakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Dengan demikian terjadi pembelajaran yang bermakna.
“Guru harus terus belajar dan melakukan refleksi agar mendapatkan model dan strategi bagi murid-muridnya,” kata Hartini.
Terkait itu maka guru bisa menyediakan media pembelajaran yang up to date dan menarik seperti video pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Juga permainan atau game edukatif, media virtual reality, dan lainnya.
“Penugasan yang diberikan sebaiknya menggerakkan anak bukan hanya kognitif tapi afektif dan psikomotor,” papar Hartini.
Setelah lebih dari setahun pembelajaran dilakukan secara virtual, sejak awal bulan ini sejumlah sekolah di Sulut mulai melakukan Pertemuan Tatap Muka (PTM) Terbatas. Pembelajaran ini dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat, dan berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 setempat.(11)
Komentar