METRO, Manado- Konsulat Jenderal (Konjen) Australia di Makassar Bronwyn Robbins bersama tim mengunjungi Studio Daur Ulang Baciraro di Tondano, tepatnya di Papakelan, Tondano Timur, kemarin (05/11/2021).
Kunjungan ini merupakan salah satu tindak lanjut dari kegiatan Konjen Australia dalam mendukung keterbelanjutannya program yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Alumni Australia yang pernah mendapat kesempatan beasiswa kuliah di Australia yang dimana salah satunya adalah Chief Executive Officer (CEO) Baciraro, Marlon Kamagi.
Pada kesempatan ini, orang nomor satu di Konsulat Jenderal Australia di Makassar sangat mengapresiasi kegiatan dari Baciraro tentang permasalah lingkungan serta mengenai pengelolaan limbah yang menjadi permasalahan global saat ini.
Bronwyn Robbins dalam kesempatan ini mengatakan, bahwa keterbelanjutan program pengelolaan limbah ini merupakan salah satu hal penting dalam menunjang pemenuhan kapasitas kelayakan lingkungan hidup yang sehat dan bersih. Ia pun turut mengapresiasi langkah dari Baciraro dalam melakukan gebrakan maju dalam melakukan karya kreatif melalui sampah yang menjadi momok kotor bagi sebagian orang menjadi produk karya tangan yang menakjubkan.
“Permasalahan sampah merupakan permasalah global saat ini, kita harus saling mendukung untuk melakukan gerakan maju dalam mengatasi hal ini, dan Baciraro yang didalamnya ada Marlon Kamagi sudah melakukan gerakan hebat untuk berjuang mengatasi permasalahan ini. Melalui karya kreatif seperti aksesoris yang terbuat dari plastik daur ulang maupun brick yang juga dari plastik daur ulang tentunya sangat baik dan saya sangat mengapresiasi hal ini,”ucapnya.
Perlu diketahui, Indonesia berada pada peringkat ketiga sebagai negara yang menghasilkan sampah plastik terbesar di dunia. Dikutip dalam laman indonesia.go.id, pada 2020, Indonesia menghasilkan sampah plastik sebanyak 67,8 juta ton atau terdapat 185.753 ton sampah setiap harinya dihasilkan oleh 270 juta penduduk. Dan tentunya ini merupakan salah satu tantangan besar bagi Indonesia dalam menangani hal ini. Hal inilah yang menjadi dasar konsep Baciraro hadir untuk menjadi salah satu alternatif dalam menangani permasalahan ini, yang dimana konsepnya melalui Bank Sampah di tiap-tiap desa maupun kecamatan serta dengan dilengkapi studio yang bisa men-daur ulang plastik yang bisa dibuat karya kreatif yang memiliki nilai ekonomi maupun linkungan yang terjamin dalam konteks keamanannya.
CEO Baciraro, Marlon Kamagi mengatakan, permasalahan sampah di Indonesia sudah memasuki level darurat. Dikarenakan solusi permasalahan sampah ini masih kurang dan tentunya terkendala juga dengan kesadaran masyarakat yang belum terbangun.
“Permasalahan sampah ini merupakan tanggung jawab semua pihak, hal ini bukan hanya harus dilakukan pemerintah saja namun, kita semua harus terlibat didalamnya. Level darurat sampah di Indonesia merupakan salah satu krisis yang sedang kita lalui, hal ini tentunya sangat tidak baik untuk keterbelangsungan kehidupan yang layak bagi generasi-generasi kedepan. Keterlibatan semua aspek sangat penting dalam mendorong kegiatan ini, melalui pemilahan sampah, pemanfaatan sampah organik melalui biopori, eco enzym dan sebagainya tentu sangat bisa mendorong pengurangan sampah ke TPA. Jelas, dilapangan kita terhalang karena kesadaran masyarakat yang belum terbangun, dan hal inilah yang perlu kita genjot melalui sosialisasi ke hulu atau sumber timbunan untuk bisa menekan permasalahan ini,”ujarnya disela pemaparan kepada Konjen Australia.
Sebagai informasi, krisis iklim yang sedang dialami masyarakat di seluruh dunia melalui perubahan iklim ini salah satu penyebab utamanya adalah sampah plastik. Dimana sejak proses produksi hingga tahap pembuangan dan pengelolaan, sampah plastik mengemisikan banyak gas rumah kaca ke atmosfer. Plastik pun sendiri terbuat dari minyak bumi yang dimana proses mengubah komponen minyak bumi menjadi molekul kecil yang kita disebut monomer.
Kritisnya lagi, pada saat sampah plastik ini tidak didaur ulang atau hanya sekedar dibuang saja di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sampah plastik bakal menjadi salah satu jenis sampah penghasil gas rumah kaca. Dikarenakan plastik tidak dapat diurai secara alami oleh bakteri dalam tanah dan alternatif yang dipakai adalah dengan membakarnya. Padahal pengelolaan plastik dengan cara dibakar bisa menyebabkan masalah kesehatan dan lingkungan. Dimana ketika kita membakar plastik tanpa disadari terjadi pelepasan beberapa zat berbahaya ke udara, seperti karbon monoksida, dioksin dan furan, volatil, serta partikel lainnya. Zat-zat tersebut sangat rawan untuk tubuh kita.
Peneliti Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan senyawa kimia dioksin untuk jangka pendek, bisa menyebabkan paparan lesi kulit dan perubahan fungsi hati. Sementara itu, efek paparan dioksin dalam jangka panjang bisa menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh, menggganggu perkembangan sistem saraf serta mengganggu sistem endokrin dan fungsi reproduksi.
Paparan dioksin juga dapat menyebabkan efek kesehatan yang merugikan, seperti masalah hormon, infertilitas, kanker, dan kemungkinan diabetes. Bahkan terlalu lama terpapar dioksi juga bisa meningkatkan risiko kanker.
Maka, disinilah pentingnya pengelolaan sampah plastik yang baik dimana dengan didaur ulang. Karena pada dasarnya perilaku kitalah yang salah dalam mengelola plastik ini. Jadi, mari pilah sampahmu, jaga lingkunganmu dan mari mewarisi Bumi yang layak bagi anak-cucu kita.(71)
Komentar