METRO, Manado- Rektor Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Prof Dr Ir Ellen Joan Kumaat MSc DEA meresmikan Wale Sam Ratulangi pada, Jumat (5/11/2021). Nilai-nilai hidup Sam Ratulangi diharapkan tetap hadir.
“Merupakan suatu kehormatan bagi kami komunitas akademik Universitas Sam Ratulangi karena pada saat ini kita masih dikaruniai kesempatan menghayati nilai-nilai kehidupan Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi,” ujar Kumaat.
Kumaat memaparkan, filosofi Sam Ratulangi yang terkenal luas yaitu si tou timou tumou tou telah menjiwai penyelenggaraan tridharma di perguruan tinggi Unsrat Manado.
“Kita semua baru dapat disebut sebagai manusia, jika sudah dapat memanusiakan orang lain,” papar Kumaat.
Dia mengatakan, tentu tidak sekadar meminjam dan mencantumkan nama semata, tapi mewariskan nilai-nilai yang terkandung dalam filsafatnya. Yakni mengarahkan kehidupan yang berproses secara terus-menerus mencapai kehidupan yang semakin berkualitas.
“Makna Si Tou Timou menunjukkan manusia yang tidak statis, tetapi terus berkembang. Makna lainnya adalah kesetaraan dalam hal apapun termasuk etnis dan gender,” katanya.
Selanjutnya makna Tumou Tou atau “menjadi orang” menunjukkan manusia yang seutuhnya atau berintegritas. Bukan boneka yang bisa dikendalikan atau mudah terhanyut oleh arus-arus yang tidak jelas.
“Ke depan Wale Sam Ratulangi akan terus dimanfaatkan untuk saling membangun dan saling menghargai sebagai bentuk kristalisasi nilai-nilai yang bersumber dari budaya dan pengalaman sejarah Tou Minahasa yang penuh toleransi dan terbuka terhadap berbagai perubahan positif,” paparnya.
Thor Sutan Assin, salah satu cucu Sam Ratulangu, dalam sambutannya mengatakan, filosofi Si Tou Timou Tumou Tou menjadi fondasi dari kehidupan untuk manusia. Dia berharap, keberadaan gedung itu bisa meneruskan dan membawa spirit Sam Ratulangi.
“Spirit bagi kita semua dalam meneruskan cita-cita memanusiakan manusia lain bagi seluruh masyarakat Sulawesi Utara dan juga Indonesia guna mencerdaskan anak bangsa,” paparnya.(11)
Komentar