METRO, Bolsel- Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) hingga hari ini masih menyandang status sebagai salah satu daerah termiskin di Provinsi Sulawesi Utara.
Kendati begitu, pemerintah setempat terus berupaya merumuskan berbagai program untuk mensejahterakan masyarakat di daerah yang banyak dikenal sebegai laboratorium toleransi umat beragama di Bumi Nyiur itu.
Hasilnya pun saat ini sangat positif. Kendati diperhadapkan oleh bencana besar di tahun 2020 dan himpitan pandemi sepanjang 2019 hingga sekarang ini, Bolsel perlahan mulai bangkit dari kemiskinan.
Bupati Bolsel Haji Iskandar Kamaru pada salah satu kegiatan Pemda belum lama ini menyampaikan, persentase kemiskinan di daerahnya perlahan mulai menurun.
Menurutnya, hingga kini, angkat kemiskinan di Bolsel sudah turun di angka 12 persen. Angka tersebut 2 persen dari angka sebelumnya 14 persen.“Target kami, pada tahun 2024 mendatang, persentase angka kemiskinan di Bolsel bisa ditekan hingga 10 persen. Dengan begitu Bolsel tidak lagi menjadi yang termiskin di Sulut,” kata Kamaru.
Manurut Bupati, ada tiga faktor yang mempengaruhi angka kemiskinan di antaranya: Faktor Ekonomi, Pendidikan dan Kesehatan.“Utamanya di bidang pendidikan. Kurangnya siswa yang melanjutkan pendidikan sampai sarjana dan juga belum adanya perguruan tinggi di Bolsel sangat berpengaruh besar,” ungkapnya. “Kami akan berbuat semaksimal mungkin agar angka kemiskinan di Bolsel bisa terus berkurang,” pungkas Kamaru.
Menanggapi hal ini, Pengamat Sosial Dr Philep Morse Regar menyatakan, hasil penurunan angka kemiskinan di Bolsel merupakan bentuk kerja keras pemerintah dalam sudut pandang maksimal.
“Saya katakan maksimal karena mereka mamapu menekan angka kemiskinan di tengah situasi pandemi. Rata-rata daerah seluruh Indonesia menjerit akan situasi itu, tetapi di Bolsel meski juga merasakan efek pandemi tapi Pemda di sana mampu menekan angka kemiskinan dengan baik. Saya apresiasi akan hal ini,” pungkasnya.(89)
Komentar