Tumiwa Ingatkan Kepsek Peserta Benchmarking Fullday School Segera Masukan Laporan

METRO, Manado- Plt Kadis Dikbud Kota Manado Steven Tumiwa SPd MPd mengingatkan kembali kepada seluruh kepsek SD dan SMP yang mengikuti benchmarking fullday school di Surabaya, Malang dan Yogyakarta akhir tahun lalu agar segera memasukan laporan kegiatan tersebut.

Hal ini disampaikan Tumiwa untuk menidaklanjuti kegiatan benchmarking yang diikuti 29 peserta yang terdiri atas pengawas, kepsek dan guru-guru selama sepekan meninggalkan tugas di sekolah selama mengikuti kegiatan tersebut.

“Pihak sekolah tentu harus memberikan laporan mengingat kegiatan ini bersifat resmi,” ujar Tumiwa, Kamis (19/01).

Ditambahkannya lagi, dari hasil benchmarking tersebut, setiap sekolah yang mengikuti kegiatan tersebut juga harus melakukan kajian secara internal, untuk melaksanakan fullday school.

“Tentu laporan dari masing-masing sekolah akan kami laporkan juga ke Pak Walikota,” tukas Tumiwa.

Adapun program “Fullday School” pada jenjang pendidikan SD dan SMP di Kota Manado yang sempat heboh di akhir tahun 2022 sepertinya bakal jadi program “omong kosong” di Dinas Dikbud Kota Manado mengawali tahun 2023 ini.

Padahal program ini sudah dimatangkan di setiap sekolah bahkan sosialisasi telah dilakukan secara berjenjang hingga K3S.

Selanjutnya setiap sekolah memberikan laporan ke dinas terkait hasil rapat di sekolah bersama orangtua siswa. Di mana, sebagian besar orangtua siswa menolak untuk melaksanakan program tersebut.

Kendati demikian, hal ini tak menjadi halangan. Bahkan rombongan besar yang terdiri dari Kadis Deysie Lumowa pada saat itu, Korwas, pengawas, kepsek hingga guru-guru sebanyak 29 orang untuk mengikuti Benchmarking diberbagai sekolah di sejumlah kota besar di Pulau Jawa diantaranya Surabaya, Malang, Yogyakarta.

Tak heran, kebanyakan orangtua siswa menuding program ini hanya sekadar “program omong kosong” yang ujung-ujungnya sekadar jalan-jalan ke lokasi-lokasi menarik lainnya.
Bagi mereka, FDS ada dampak negatif dan positifnya, namun banyak negatifnya.

Menurut mereka, rencana Pemkot Manado melalui Dinas Dikbud Manado jika dinilai dari sisi positifnya untuk memaksimalkan belajar dan pembelajaran, terlebih meningkatkan potensi para peserta didik. Namun jika dilihat dari dampak negatifnya bisa membuat peserta didik menjadi jenuh dan bosan.

“Penerapan sistem full days school harus dikaji dengan serius dengan mempertimbangkan dampak positif dan negatifnya, sebab tujuannya untuk memajukan pendidikan di Sulawesi Utara, khususnya pendidikan di Kota Manado,” ujar para orangtua siswa.(fly/kg)

Komentar