Karhutla dan Kekeringan Mengancam, Warga Mitra Diminta Waspadai Fenomena El Nino dan IOD

METRO, Ratahan – Kemarau diprediksi terjadi di bulan Agustus hingga November 2023. Fenomena El Nino dan IOD (Indian Ocean Dipole) jadi penyebab. Kondisi ini, memicu terjadinya kekeringan, warga di Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) diminta untuk waspada terhadap berbagai dampak yang kemungkinan terjadi.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mitra, Sandra Kindangen mengatakan, kebakaran lahan dan hutan atau Karhutla merupakan bencana yang sering mewarnai wilayah Mitra saat kemarau.

“Ini penting menjadi perhatian bersama. Warga diharapkan lebih waspada, serta menghindari tindakan membakar lahan sembarangan,” ungkap Kindangen.

El nino sebagaimana dijelaskan Kindangen, merupakan fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normal yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur yang mengakibatkan bergesernya potensi pertumbuhan awan dari Wilayah Indonesia ke Wilayah Samudra Pasifik Tengah dan Timur. Sedangkan IOD adalah fenomena penyimpangan suhu muka laut di Samudra Hindia yang menyebabkan terjadinya perubahan pergerakan atmosfer atau pergerakan masa udara.

“Kondisi IOD positif, menyebabkan berkurangnya curah hujan di Wilayah Indonesia,” jelas Kindangen.

Lanjut, Kindangen menjelaskan, El Nino dan IOD memberi dampak terjadinya kekeringan sumber daya air bersih, berpotensi terjadinya gagal panen serta meningkatnya resiko karhutla. Meski begitu, Kindangen mengaku El Nino dan IOD juga memberikan dampak positif yakni potensi tangkapan ikan jadi meningkat.

“Beberapa hal perlu dilakukan masyarakat untuk antisipasi yakni panen hujan  saat terjadinya hujan, menghemat air serta mencegah Karhutla. Sementara pihak terkait agar memperhatikan kesiapsiagaan Karhutla, penyesuaian pola tanam pertanian serta mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air seperti waduk, bendungan dan embung,” pungkas Kindangen.(rjs)

Komentar