DESA Minaesa Talawaan Bajo, di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, memiliki keanekaragaman hayati yang menyimpan potensi besar untuk menjadi spot wisata baru.
Oleh warga lokal, kekayaan alam dan keanekaragaman hayati ini mulai dikembangkan untuk menjadi objek wisata, dengan sungai sebagai pusatnya.
Dibantu Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI), warga Minaesa mulai mengembangkan konsep wisata baru, yang diberi nama Susur Sungai Talawaan Bajo, dengan harapan mampu menarik minat wisatawan datang ke Desa Minaesa.
Objek wisata ini menjadi magnet bagi para pelancong, karena memberikan pengalaman yang benar-benar baru bagi sebagian orang. Susur Sungai Talawaan Bajo menawarkan sensasi menyusuri sungai menggunakan perahu mesin tempel sembari menikmati pemandangan vegetasi pantai yang didominasi tanaman nipah.
Pengunjung akan dibawa melintasi aliran Sungai Talawaan Bajo, melewati tiga desa yakni Minaesa, Talawaan Bantik, hingga ke Talawaan Atas, selama kurang lebih 45 menit.
Untuk dapat menikmati wisata susur sungai, pengunjung harus merogoh kocek sebesar Rp 250 ribu untuk sekali trip yang membawa tiga orang. Harga tersebut sudah termasuk camilan dan minuman. Desa Minaesa Talawaan Bajo sendiri dapat ditempuh sekitar 30 menit perjalanan darat dari Kota Manado.
Wisata Susur Sungai terus dikembangkan oleh warga desa. Mereka berencana mengembangkan fasilitas-fasilitas penunjang seperti area kuliner, gazebo terapung, dan pondok wisata, sehingga menarik perhatian wisatawan.
Tak bisa dipungkiri, upaya pengembangan yang dilakukan oleh warga masih terkendala dana. Warga mengaku selama ini pengembangan hanya dilakukan dengan mengandalkan swadaya masyarakat dan bantuan dari MDPI.
“Ekowisata ini murni swadaya dari masyarakat dan belum ada kontribusi dan pemerintah desa. Kita bekerja sama dengan MDPI. Kegiatan MDPI saat ini lebih fokus pada nelayan penangkap ikan tuna dan ekowisata,” ujar Saprin Fana, Hukum Tua Desa Minaesa.
Saprin mengatakan, tahun 2024 pemerintah desa berencana menganggarkan pengembangan objek wisata ini melalui dana desa.
“Tahun depan kemungkinan kita akan menganggarkan pembuatan jembatan mengarah ke tanjung pasir timbul dari dana desa. Kita juga akan membangun gazebo,” ungkapnya.
Saprin berharap dengan terbentuknya ekosistem wisata Susur Sungai akan menambah pendapatan masyarakat. “Jadi tidak hanya berharap dari hasil laut, tapi punya sumber penghasilan lain,” ucapnya.
MDPI
Pengembangan wisata Susur Sungai Talawaan Bajo tak bisa dilepaskan dari peran MDPI. Organisasi yang fokus pada pengembangan nelayan skala kecil ini masuk ke Desa Minaesa tahun 2020 dengan menyasar nelayan tuna.
Dua program yang ditawarkan MDPI yaitu fisheries yakni melakukan pendataan perikanan dari hasil tangkapan nelayan, dan pengembangan komunitas, mendapat respon positif dari warga.
“Di Desa Minaesa ini, sejak awal tahun 2022 kami lakukan assessment dan memperoleh data bahwa sebagian besar masyarakat di sini adalah nelayan skala kecil yang menggunakan perahu berkapasitas 1GT,” kata Muhamad Iksan Runtukahu, Side Leader MDPI.
Selain melakukan kegiatan fisheries melalui pengumpulan data dan pengembangan kapasitas nelayan, menurut Iksan pihaknya juga memfasilitasi sertifikasi kecakapan nelayan. “Kita sisipkan juga program utama yaitu pengembangan komunitas,” jelasnya.
Melalui program pengembangan komunitas, MDPI bersama pemerintah desa, tokoh masyarakat dan para pemuda, mengidentifikasi potensi apa yang dapat dikembangkan dari Desa Minaesa.
Setelah dilakukan musyawarah bersama, mereka sepakat untuk melakukan pengembangan wisata. Kesepakatan tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), untuk mengelola wisata Susur Sungai.
“Pokdarwis kami bentuk bulan Agustus 2023, dan saat ini masih dalam proses pembelajaran, peningkatan kapasitas. Bahkan sudah beberapa kali kami lakukan pelatihan,” ungkap Iksan.
Selain itu, lanjut Iksan juga ada beberapa kegiatan uji coba untuk melihat perkembangan kerja Pokdarwis, dengan mengundang BUMDes desa tetangga, unsur wartawan, akademisi, agen travel, dan tour guide.
“Mereka kami undang untuk meminta masukan dan saran untuk perbaikan objek wisata ini,” katanya.
Iksan menilai, untuk mengelola wisata yang paling penting adalah penguatan kelembagaan supaya masyarakat benar-benar siap dari segi pelayanan, administrasi, dan manajemen wisata.
“Wisata Susur Sungai sangat menjanjikan untuk dikembangkan, karena Desa Minaesa masih satu wilayah dengan Kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Likupang,” pungkas Iksan.(71)
Komentar