METRO, Manado- Pada bulan Mei 2024, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengalami deflasi 0,07 persen. Harga beras dan tiket pesawat menjadi penyumbang deflasi terbesar pada bulan Mei.
“Ini deflasi ketiga di tahun 2024 setelah sebelumnya terjadi pada bulan Januari dan Februari. Sehingga inflasi secara year on year (YoY) sebesar 4,15 persen,” ujar Asim Saputra, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut.
Asim mengatakan, komoditas dominan yang menahan inflasi yaitu beras dan angkutan udara. Kemudian ikan malalugis, ikan sorihi, ikan deho, dan bawang merah. “Sementara komoditas yang mendorong inflasi antara lain, tomat, cabai rawit, daging babi, semangka, dan emas perhiasan,” katanya.
Menurut Asim, deflasi terdalam terjadi di Minahasa Utara, kemudian Kotamobagu dengan komoditas penahan inflasi terbesar yaitu beras. Sementara Kota Manado mengalami inflasi yang disumbang oleh komoditas tomat. “Tingkat inflasi month to month tertinggi terjadi di Minahasa Selatan dengan komoditas tomat sebagai penyumbang inflasi terbesar,” ungkapnya
Kata Asim, pada Mei 2024 Sulawesi Utara mengalami inflasi year on year (YoY), sebesar 4,15 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 106,93. “Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 7,36 persen dengan IHK sebesar 108,69 dan terendah terjadi di Kota Manado sebesar 2,81 persen dengan IHK sebesar 105,77,” ucap Asim.
Ia mengatakan, komoditas daging babi masih menjadi pendorong inflasi terbesar secara YoY. Kemudian beras, cabai rawit, tomat, dan angkutan udara. “Komoditas yang menahan inflasi YoY yakni beberapa jenis ikan, seperti ikan tude, malalugis, minyak goreng, air kemasan, dan ikan deho,” tuturnya.(71)
Komentar