Inflasi Tahunan Sulut 4,03 Persen, Daging Babi dan Beras Penyumbang Terbesar

METRO, Manado- Data Badan Pusat Statistik, mencatat pada bulan Juli 2024 Provinsi Sulawesi Utara tercatat mengalami inflasi tahunan (year on year) sebesar 4,03 persen, atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 107,31.

“Dari bulan Januari hingga Juli 2024 inflasi di Sulut berfluktuatif, inflasi tertinggi terjadi di bulan Juni sebesar 4,42 persen,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik Sulut, Aidil Adha, saat menyampaikan perkembangan IHK Sulut, secara daring, pada Kamis (01/8/2024).

Dijelaskan Aidil, kelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil mencapai 3,35 persen. “Kelompok perawatan pribadi lainnya juga mengalami inflasi yang cukup tinggi sebesar 3,86 persen,” jelasnya

Adapun komoditi yang menjadi pendorong inflasi tertinggi yaitu daging babi sebesar 1,15 persen. Diikuti beras, tomat, cabai rawit, daun bawang, emas perhiasan, sigaret kretek mesin, gula pasir, nasi dengan lauk, kangkung, ikan bakar, daging ayam ras, mobil, kue basah, bubur, semangka, ikan mujair, sate, telur ayam ras, dan cabai merah.

Kurangnya stok babi di Sulawesi Utara, menjadi penyebab harga daging melonjak hingga Rp 150 ribu per kilo. Hal ini dipicu oleh virus ASF yang menyerang ternak babi di seluruh daerah di Indonesia

“Kenaikan harga beras sudah terjadi sejak awal tahun, yang dipengaruhi oleh kurangnya pasokan dari tingkat petani karena panen yang gagal akibat cuaca ekstrem yang terjadi beberapa waktu lalu,” tutur Aidil.

Ia mengatakan, tingkat inflasi tahunan tertinggi terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 6,68 persen, dan terendah terjadi di Kota Manado sebesar 2,65 persen.

“Di Kota Manado dan Kotamobagu, komoditi pendorong inflasinya beras. Sementara di Minahasa Selatan dan Minahasa Utara didorong komoditas daging babi,” kata Aidil.(ian)

Komentar