Nama ganda dan pelamar tak ikut tes akan dicoret
METRO, Bitung- Panitia Seleksi Tenaga Harian Lepas (THL) Pemkot Bitung akhirnya angkat bicara. Keriuhan yang muncul pasca pengumuman hasil seleksi diklaim sebagai tanggung jawab mereka. Sudah begitu, panitia juga berjanji akan memperbaiki hasil tersebut.
Steven Suluh selaku Sekretaris Panitia Seleksi menyampaikan permohonan maaf. Penyampaian itu dilakukan lewat keterangan pers pada Rabu (30/06) kemarin.
“Kami meminta maaf yang sebesar-besarnya atas reaksi yang muncul setelah pengumuman hasil seleksi THL. Itu terjadi karena kesalahan kami sebagai panitia,” katanya.
Steven meminta kesalahan tersebut jangan dilimpahkan ke Walikota Maurits Mantiri dan Wakil Walikota Hengky Honandar. Sebagai pihak yang diberi kewenangan penuh, ia menyatakan panitia seleksi akan mengambil tanggung jawab itu.
“Jangan salahkan Pak Walikota dan Wakil Walikota. Kesalahan ada pada kami jadi silahkan salahkan kami. Sistem kali ini berbeda dengan yang lalu-lalu. Sekarang pengadaan THL dilakukan oleh panitia yang ditunjuk, sehingga ketika terjadi hal seperti ini panitia yang harus bertanggung jawab,” tuturnya.
Lebih lanjut, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pemkot Bitung ini memaparkan langkah yang akan diambil. Ia memastikan akan melakukan perbaikan terhadap hasil seleksi yang telah diumumkan. Perbaikan itu meliputi pelamar yang namanya muncul di dua perangkat daerah, serta pelamar yang tidak ikut tes namun dinyatakan lulus.
“Yang nama ganda akan direvisi. Hanya boleh satu jadi yang satu lagi akan diganti pelamar lain. Begitu juga dengan yang tidak ikut tes tapi dinyatakan lulus. Nama-nama itu akan kita ganti dengan mereka yang ikut tes dan hasilnya bagus,” terangnya.
Saat ini tahapan perbaikan sementara berlangsung. Panitia lagi menginventarisir nama-nama ganda maupun yang tidak ikut tes. Karenanya, ketika ditanya berapa jumlah mereka, Steven belum bisa menyebutkan.
“Sementara pendataan. Tapi ini tidak akan menghambat penerbitan SK dan kontrak kerja. Mereka yang sudah lulus dan tidak ada masalah akan berproses terus. Satu-dua hari kedepan mereka direncanakan menerima SK dan tanda tangan kontrak kerja,” paparnya.
Steven kembali menyampaikan permohonan maafnya. Ia menyebut kesalahan yang dilakukan panitia seleksi adalah human error. Hal itu terjadi karena panitia masih menyesuaikan diri dengan sistem rekrutmen yang baru.
“Jadi sekali lagi kami mohon maaf. Situasi ini jadi bahan evaluasi bagi kami untuk berbenah. Selama ini kami terbiasa dengan sistem lama, sementara pemerintahan sekarang mengharuskan adanya transparansi.
Pak Walikota dan Wakil Walikota ingin rekrutmen THL lebih profesional, karena itu kami harus melakukan penyesuaian,” paparnya.
Sementara itu, kalangan warga langsung merespon penyampaian di atas. Permohonan maaf dan janji perbaikan yang diutarakan dianggap sudah bagus. Warga pun berharap hal semacam itu tidak terjadi lagi di kemudian hari.
“Dan kalau bisa perbaikan juga dilakukan dengan transparan. Ini untuk menjawab keraguan yang sudah terlanjur muncul di kalangan publik. Ini sangat mengganggu di awal pemerintahan Pak Maurits dan Pak Hengky, jadi kesalahan yang terjadi harus bisa diselesaikan dengan baik,” pinta Joseph Paulus, salah satu warga di Kecamatan Maesa.
Sekedar mengingatkan, awal pekan ini Pemkot Bitung mengumumkan 1.233 THL yang lulus seleksi. Pengumuman dilakukan secara daring via fanpage resmi Pemkot Bitung. Dalam perjalanannya, upaya menjaring 1.233 orang itu bukan perkara gampang. Jumlah pelamar yang mencapai 15 ribu lebih jadi penyebab. Alhasil, meski sudah dikurangi pelamar dari luar daerah, jumlah yang harus diseleksi masih sangat banyak. Data terakhir menyebut ada 9 ribu lebih pelamar yang bersaing untuk menjadi THL di Pemkot Bitung.(69)
