dr Sandra Rotty.
METRO, Airmadidi – Pasien yang dirawat di RSUD Maria Walanda Maramis (MWM) Airmadidi mengeluhkan pelayanan transfusi darah Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Minahasa Utara yang belakangan ini terkendala. Akibatnya, sejumlah pasien harus mencari darah di Kota Manado dan Bitung.
Sebagaimana informasi yang diperoleh, pihak PMI belakangan ini tak
memiliki ketersediaan darah lantaran mereka kehabisan dana untuk
menunjang operasional transfuse darah tersebut. Hal ini ditengarai
dipicu pihak RSUD yang belum memberikan kewajiban mereka ke PMI.
Yulin salah satu keluarga pasien mengakui pihaknya sangat menyayangkan dengan pelayanan UTD Minut, karena tidak dapat menyiapkan stok darah.
Padahal pihak keluarga pasien sudah membawa pendonor, tetapi tidak
bisa dilayani karena tidak ada kantong darah dan alat pemeriksaan
untuk screening laboratorium.
“Kami tidak mau ada alasan apa dari pihak pelayanan UTD. Karena itu
bukan urusan kami selaku keluarga pasien. Menurut salah satu petugas,
mereka kesulitan dengan pengadaan alat-alat reagensia untuk screening
laboratorium dan faktor penunjang lainnya serta kantong darah,”
keluhnya.
Ditambahkan Yulin, menurut pihak UTD masalah itu karena sampai saat
ini menunggu dana tagihan dari rumah sakit yang sampai saat ini belum
ada. “Kalau ambil di PMI lain pasien harus membayar 360 ribu
perkantong. Sementara kalau ambil di PMI Minut tidak membayar untuk
pasien BPJS,” ungkap keluarga pasien.
Menurut sejumlah sumber sejak pekan lalu, semua pasien yang butuh
darah mengambil dari PMI Bitung dan Malalayang.
Sementara itu Direktur RSUD Maria Walanda Maramis dr Sandra Rotty
ketika dikonfirmasi mengakui hal tersebut. “Anggaran ada tetapi kami
sementara menunggu APBD perubahan, tinggal menunggu pembayaran. Kalau APBD perubahan sudah jalan pasti segera dibayar ke UTD PMI Minut,” ungkap Rotty, Kamis (07/11/2019).
Lanjut mantan Kadis Kesehatan Minut tersebut, pihaknya akan meninjau
kembali kerja sama dengan PMI.
“RSUD Maria Walanda Maramis sebenarnya punya unit transfusi darah sendiri jadi kedepan kami akan meninjau kembali kerja sama dengan PMI. Kalau sekarang pelayanan transfusi darah dilakukan oleh PMI karena masih ada MoU,” tutur Rotty.
Menurutnya RSUD Maria Walanda Maramis sudah ada unit transfusi darah yang memiliki SK dari Kementerian Kesehatan untuk melayani transfusi darah. Selain itu juga RSUD sudah memiliki ahli sendiri yang berkompeten untuk transfusi darah.(RAR)