Polisi menunjukan barang bukti parang di konferensi Pers
METRO, Tondano – Sandra Mokalu (39) warga Desa Noongan II, Kecamatan Langowan Barat diduga ketika ditebas dengan parang oleh pelaku yang tak lain suaminya lelaki DR alias Dom (40), diduga saat sedang dalam keadaan tertidur.
Karena dalam penyelidikan polisi, pada tubuh korban maupun pelaku tak ditemui adanya tanda perlawanan. Bahkan tebasan parang pelaku mengakibatkan korban mengalami tiga luka pada bagian antara rahang dan leher.
“Pelaku diduga sudah mahir menggunakan para yang digunakan untuk menghabisi istrinya. Karena terlihat di luka, semunya dalam posisi berdekatan dan lebih fokus pada satu arah,” jelas Kabag Ops Polres Minahasa Kompol Yuriko Fernanda SIK didampingi Kasat Reskrim AKP Sugeng Wahyudi Santoso SIK, Senin (11/11/2019).
Sugeng menambahkan pengungkapan pertama bahwa pelakunya adalah lelaki Dom adalah ketika polisi menemukan puntung rokok dalam kamar dan kamar mandi tempat korban yang kesehariannya sebagai ASN ini. Dimana jenis rokoknya sama dengan yang ada di saku pelaku ketika didapati tewas gantung diri.
“Puntung rokok di kamar mandi yang menjadi petunjuk awal kami memastikan jika Dom adalah pelakunya. Karena sama dengan rokok yang didapat pada saku pelaku ketika diketahui bunuh diri dengan cara gantung diri,”ungkapnya.
Dikatakannya juga bahwa dari hasil pemeriksaan sementara jika aksi brutal pelaku dilakukan antara Sabtu (9/11/2019) sekitar pukul 23.00 Wita hingga Minggu (10/11/2019) pukul 01.00 Wita.
Dimana sebelum beraksi, malam hari itu pelaku sempat menitipkan anak bungsu mereka yang masih berusia 18 bulan kepada Kakaknya. Dan ketika kembali dari situ, polisi menduga pelaku beraksi menghabisi istrinya diatas ranjang dalam kamar mereka.
Setelah itu pelaku menyeret korban ke kamar mandi serta menutupinya menggunakan kasur dan seperei. Habis dari itu diduga pelaku keluar menggunakan mobil milik mereka. Dari situ pelaku menuju ke kebun milik mereka di perkebunan Kembes, Langowan untung melakukan aksi gantung diri. Aksi bunuh diri itu baru diketahui oleh warga pada Minggu siang ketika hendak ke kebun dan melihat pelaku sudah tewas tergantung pada sebatang pohon menggunakan tali nilon.
Selain itu menurutnya jika Polisi memastikan pelaku memang murni melakukan gantung diri menggunakan tali nilon. Karena pada jasadnya tidak ditemukan ada tanda kekerasan. Melainkan hanya tanda layaknya orang tewas gantung diri seperti lidah menjulurur, tangan terkepal, mata melotot dan adanya cairan di celananya.
Sugeng menambahkan dari keterangan sejumlah saksi dan anak mereka, bahwa dalam dua bulan belakangan pasangan suami istri itu sering terlibat cekcok rumah tangga. Bahkan pernah dimediasi oleh pemerintah desa setempat.
“Kami telah mengamankan sejumlah barang bukti seperti mobil, parang, kasur, seperei, selimut, tali nilon dan lainnya,” tambah Sugeng didampingi Kasubbag Humas Iptu Ferdy Pelengkahu.
Ketika ditanya apakah pengungkapan kasus ini akan berlanjut atau tidak. Mantan Katimsus Polda Sulut ini mengatakan pihaknya belum bisa memastikan jelas karena masih akan melakukan gelar perkara dan pemeriksaan sejumlah saksi guna pengembangan lanjut.
Karena kini polisi masih menduga motif pembunuhan diduga lantaran adanya masalah keluarga. Namun dijelaskannya jika berdasarkan pasal Pasal 77 KUHP, kasus ini bisa saja batal demi hukum karna tersangkanya telah tewas.
Sementara itu kasus ini terkuak ketika hari Minggu sekitar pukul 09.00 Wita, anak kedua mereka mencari ibunya. Bahkan lelaki berusia 12 tahun itu sempat melihat ada bercak darah pada kamar orang tuanya. Hal itu disampaikannya kepada kakak perempuan berusia 15 tahun, namun tak dihiraukan karena menduga ibu mereka sedang ke Gereja. Sedangkan ayahnya diduga sedang mengantar penumpang ke Bandara.
Namun sekitar pukul 11.30 Wita, Kakak pelaku datang membawa anak bungsu yang dititipkan. Saat itu juga anak lelaki mereka memberitahukan apa yang dilihatnya soal bercak darah dalam kamar, yakni di dinding dan kasur.
Ketika itu juga Kakak pelaku masuk ke kamar dan melihat hal tersebut, bahkan didapatinya korban telah telah bersimbah darah serta tewas dalam kamar mandi. Saat itu juga langsung dilaporkan kepada pemerintah desa dan dilanjutkan ke aparat kepolisian.
Tak lama setelah kejadian, sekitar pukul 16.00 Wita diperoleh informasi bahwa pelaku ditemukan telah tewas karna gantung diri. Saat itu bawah ke kamar mayat RSUD Noongan, pihak keluarga menolak untuk melakukan otopsi terhadap jasad keduanya.
Minggu malam tak lama ditemui, pelaku langsung dikebumikan. Sedangkan korban yang merupakan seorang perawat di RSUD Noongan akan dimakamkan, Selasa (12/11/2019).(cel)