SEJUMLAH atlet Sulut yang tengah menjalani program latihan untuk persiapan menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021, masih belum bisa fokus latihan secara penuh. Pasalnya, atlet yang tercatat sebagai Tenaga Harian Lepas (THL) di instansi Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Sulut dalam sepekan minimal ada satu atau dua hari harus bekerja seharian.
Imbasnya, ada cabor yang telah memprogramkan latihan pagi dan sore tidak bisa diikuti atlet yang berstatus THL di Dispora Sulut. “Kami berharap ada kebijakan dari pimpinan instansi tempat atlet menjadi THL. Sebenarnya, tidak ada masalah jika atlet bekerja pada pagi hari dan bisa diizinkan untuk berlatih pada sore hari,” kata Hendra Massie, pelatih Cabor Muaythai.
Menurutnya, ia paham jika atlet harus bertugas sesuai dengan jobnya. Tapi, yang sangat disayangkan, setelah bekerja pagi hari, atletnya harus menunggu hingga sore hari baru bisa tinggalkan kantor.
“Mungkin kalau tidak ada persiapan PON, tidak masalah jika atlet bekerja dari pagi hingga sore, tapi karena ingin berprestasi untuk mengharumkan nama Sulut mereka berlatih pagi dan sore,” lanjut Massie.
Sayangnya, dalam sepekan ada hari hari tertentu atlet yang berstatus THL di Dispora Sulut harus bekerja dari pagi dan baru bisa tinggalkan kantor pada sore hari.
“Sebagai pelatih saya kasihan melihat atlet harus berlatih pagi hari kemudian mengerjakan pekerjaan sebagai THL di Dispora Sulut dan selesai kerja langsung melanjutkan program latihan. Mereka harus lakukan tugas sebagai THL karena jika absen honornya dipotong,” beber Massie.
Ia berharap ada solusi soal jadwal kerja para atlet yang bersiap menghadapi PON. Misalnya, jika selesai pekerjaan pagi hari bisa pulang berisitirahat untuk menghadapi program latihan sore hari.
“Kasihan atlet kan bukan robot, berlatih pagi kemudian dilanjutkan bekerja seharian baru kemudian sore hari harus berlatih lagi,” lanjut Massie sambil berharap ada solusi soal atlet THL Dispora Sulut yang bersiap menghadapi PON.(dni)
Komentar