METRO, Sitaro- Program vaksinasi di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) dipastikan akan melambat selang beberapa pekan kedepan. Keterbatasan stok vaksin di gudang farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Sitaro menjadi penyebab melambatnya program nasional tersebut.
Meski akhir pekan lalu pemerintah daerah telah mendapatkan kirim 1.400 vaksin jenis Biofarma dan Astrazeneca dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, namun pasokan tersebut belum bisa mendorong percepatan pelaksanaan vaksinasi di bumi Karangetang Mandolokang Kolo-Kolo (Karamando).
Wakil Bupati Kepulauan Sitaro John Palandung mengatakan, kebutuhan vaksin untuk warga masyarakat yang masuk sasasaran vaksinasi masih sangat banyak. Untuk itu, ia mengharapkan agar persoalan ini bisa menjadi atensi pemerintah pusat maupun Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. “Jadi kemarin dalam rapat bersama bapak presiden, semua (kepala daerah) menyampaikan soal ini (keterbatasan vaksin).
Jadi bapak presiden mengatakan, semua dilakukan secara bertahap,” kata Palandung.
Meski program vaksinasi di Kabupaten Sitaro akan melambat akibat keterbatasan stok vaksin, namun Palandung bilang masyarakat harus bersyukur karena sampai saat ini, Kabupaten Sitaro berada pada posisi ketiga se-Sulawesi Utara dalam progres vaksinasi. “Kalau vaksinnya tersedia sesuai kebutuhan jumlah sasaran, kemungkinan sekitar September atau Oktober, kita sudah tuntas dengan program ini,” ujarnya.
Sebelumnya, Pemkab Sitaro telah mengajukan permintaan vaksin ke Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Tak tanggung-tanggung, jumlah vaksin yang diminta mencapai 50.000 dosis untuk keperluan percepatan program vaksinasi di Kabupaten Sitaro. Namun demikian, keterbatasan jumlah vaksin yang ada di Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara membuat pemerintah daerah hanya memperoleh 1.400 vaksin yang diterima awal pekan ini. Kepala Dinas Kesehatan Sitaro, dr Samuel Raule mengatakan, 1.400 dosisi vaksin yang diterima terdiri dari 40 vial atau 400 dosis vaksin jenis astrazeneca serta 100 vial atau 1.000 dosis jenis biofarma.
“Memang persediaan vaksin di pemerintah provinsi sangat terbatas, apalagi mereka harus membagi ke 15 kabupaten kota yang ada. Jadi rata-rata daerah juga mendaptkan vaksin dalam jumlah terbatas,” kata Raule beberapa waktu lalu.
Meski telah memperoleh kiriman vaksin, namun hal itu belum mampu mengoptimalkan jalannya program vaksinasi di Kabupaten Sitaro. Karena, sambungnya, Dinkes Sitaro akan memprioritaskan stok vaksin yang ada, khususnya jenis biofarma untuk penyuntikan dosis kedua. “Makanya kami sudah mengajukan permintaan ulang ke pemprov Sulut. Sebab yang ada sekarang hanya difokuskan untuk dosis kedua,” ujarnya.
Untuk 400 dosis vaksin astrazeneca, Raule bilang akan diperuntukan bagi sasaran usia 18 tahun ke atas pada penyuntikan dosis pertama. “Dosis dua astrazeneca nanti September karna interval dosis satu dan dua untuk astrazeneca minimal 12 minggu. Biofarma interval dosis satu dan dua minimal 28 hari, jadi kalau lebih hari tidak masalah karena minimal 28 hari,” terangnya.(86)
Komentar