Pelajar Kembali ke Bangku Sekolah

Kasus Covid-19 menurun, PTM dibatasi 50 persen

METRO, Bitung- Mulai Senin (30/08) hari ini sekolah-sekolah di Bitung kembali dibuka. Itu artinya pembelajaran secara tatap muka akan kembali bergulir. Kasus Covid-19 yang terus menurun jadi acuan keputusan dimaksud.

“Iya, mulai besok (hari ini,red) sekolah dibuka lagi,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkot Bitung, Julius Ondang, Minggu (29/08) kemarin melalui sambungan ponsel.

Julius mengakui hal yang mendasari keputusan itu adalah perkembangan kasus Covid-19. Status Kota Bitung yang kini berada di zona kuning dianggap cukup kondusif. Karena itu kata dia, tidak ada alasan untuk meneruskan kegiatan pembelajaran jarak jauh atau secara daring.

Julius menegaskan pembukaan kembali sekolah juga mengacu dari ketentuan yang dikeluarkan pemerintah pusat. Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 35 Tahun 2021 jadi pegangan. Ketentuan itu tak hanya mengatur tentang kebijakan PPKM, tapi juga menyentil kegiatan belajar-mengajar di sekolah di masa pandemi.

“Jadi kita tidak sembarang mengambil keputusan,” ucapnya.

Ia pun menerangkan persyaratan dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di masa pandemi. Salah satu yang harus dipenuhi sambung dia, adalah pembatasan jumlah peserta didik. Paling tinggi jumlah peserta didik yang bisa ikut serta hanya 50 persen dari total jumlah.

“Jadi untuk itu harus ada pembagian kelompok dan pengaturan jadwal. Maksimal dalam satu kelompok tidak boleh melewati 20 pelajar. Dan nantinya untuk setiap kelompok ada jadwal sendiri-sendiri,” terangnya seraya menyebut durasi PTM per kelompok juga harus diatur.

Selain itu, pelajar maupun guru yang akan terlibat juga harus dalam keadaan sehat. Mereka terlebih dahulu akan menjalani pemeriksaan oleh Satgas Covid-19. Jika ada yang tidak memenuhi syarat tersebut tidak akan diiizinkan untuk hadir.

“Untuk guru-guru akan diwajibkan mengikuti tes antigen. Kalau hasilnya negatif berarti aman. Sedangkan untuk pelajar hanya tes suhu tubuh saja. Makanya ada imbauan untuk anak-anak, yang sementara flu atau kesehatannya terganggu jangan dulu hadir,” paparnya.

Julius yang juga Plt Asisten I Setda Bitung memastikan penerapan protokol kesehatan jadi kewajiban. Semua sekolah harus memiliki tempat cuci tangan dengan sabun dan juga menyediakan hand sanitizer. Penggunaan masker oleh guru dan murid juga tidak boleh diabaikan. Ketentuan tersebut kata dia, nantinya akan dipantau bersama oleh guru pengawas dan Satgas Covid-19.

Di lain pihak, kalangan orangtua murid memberi dukungan atas keputusan di atas. Mereka menilai PTM memang sudah layak dilaksanakan. Alasannya metode pembelajaran tersebut dianggap lebih efektif dibanding via daring.

“Tidak apa-apa, justru bagus untuk anak-anak. Sebab kalau daring terus perkembangan mereka tidak maksimal. Beda dengan SMA atau mahasiswa, daya tangkap mereka sudah tinggi jadi belajar daring tidak terlalu berpengaruh,” tutur Natalia Siwu, salah satu orangtua murid pelajar SD.

Natalia mengakui ada kekuatiran menyangkut penyebaran Covid-19 di sekolah. Namun begitu, dia yakin pemerintah punya cara efektif untuk mencegah hal tersebut. Sepanjang protokol kesehatan diterapkan secara disiplin dan ketat, dia optimis penularan bisa dihindari.

“Kami juga akan mengingatkan kalau ada yang tidak sesuai,” pungkasnya.

Sebagai tambahan, kebijakan yang diambil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkot Bitung hanya berlaku untuk tingkat TK/PAUD, SD dan SMP. Untuk tingkat SMA tidak termasuk karena kewenangannya ada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemprov Sulut.(69)

Komentar