METRO, Tondano- Di tengah pandemi covid-19 tahun ini, pemkab Minahasa melalui Dinas terkait masih tetap menganggarkan anggaran untuk promosi dan pemasaran pariwisata. Tidak tanggung tangung anggaran pariwisata ini mencapai miliaran rupiah.
Kepala Dinas Pariwisata Minahasa, Stedy Tumbelaka saat dikonfirmasi tak menampik perihal anggaran tersebut. “Kita memang melakukan penguatan promosi pariwisata pada tahun ini. Anggaran pemasaran itu digunakan salah satunya untuk festival danau Tondano dan ada kegiatan promosi wisata lainya, ” ujar Tumbelaka pekan kemarin.
Sementara itu, dari data yang diperoleh harian ini di buku APBD/APBD Perubahan tahun 2022. Pemkab Minahasa memasukan anggaran pemasaran dan promosi pariwisata dalam pos belanja modal di dinas pariwisata total sebesar Rp 3,1 miliar lebih.
Pembagiannya yakni, untuk anggaran pemasaran dialokasikan Rp 1.915.737.096 miliar. Pada APBD induk sebelum perubahan, dinas pariwisata sebelumnya dapat anggaran pemasaran Rp 442.225.508 juta kemudian ditambah lagi sebesar Rp 1.473.521.588 miliar pada APBD-P dengan demikan total anggaran pemasaran pariwisata Rp 1.915.737.096 miliar.
Sedangkan untuk anggaran promosi pariwisata pada APBD induk sebesar Rp 334.289.100 juta dan bertambah Rp 936.594.700 juta di APBD-P dengan demikian total anggaran promosi capai Rp 1.270.883.800.
Tidak hanya itu, pada pos belanja modal APBD Minahasa tahun 2022, dinas pariwisata juga dapat anggaran belanja barang dan jasa sebesar Rp644 juta lebih.
Pada buku APBD tersebut, dana miliar itu akan dimanfaatkan untuk program pemasaran pariwisata baik dalam dan luar negeri, daya tarik, peningkatan destinasi, dan kawasan strategis pariwisata kabupaten/kota. Sedangkan untuk anggaran promosi, digunakan untuk penguatan promosi media cetak, eletronik dan media lainya baik dalam dan luar negeri.
Besarnya anggaran pemasaran dan promosi menuai sorotan. “Anggaran promosi dan pemasaran tersebut jangan sampai mubasir. Apalagi, hingga saat ini terkesan tidak ada peningkatan pariwisata di Minahasa. Kunjungan wisatawan juga minim. Jangan sampai anggaran sebesar itu jadi temuan BPK atau terindikasi korupsi, ” ujar Yongky Warouw pegiat pariwisata Minahasa.(bly)
Komentar