METRO, Manado- Kinerja ekspor Sulawesi Utara (Sulut) menunjukkan tren penurunan dalam dua bulan terakhir.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Sulut pada bulan Agustus 2023 sebesar 64,27 juta dolar, turun 15,50 persen dari Juli 2023 yang senilai 76,06 juta dolar.
Kepala BPS Sulut, Asim Saputra mengatakan, bila dibandingkan dengan bulan Agustus 2022, nilai ekspor Sulut juga mengalami penurunan sebesar 27,10 persen.
“Sebelumnya, nilai ekspor bulan Juli 2023 juga mengalami penurunan sebesar 6,38 persen. Dari 81,24 juta dolar pada bulan Juni, turun menjadi 76.06 juta dolar,” ujar Asim.
Menurut dia, kinerja ekspor Sulut selama setahun terakhir cenderung stabil, dengan capaian niai ekspor per bulan berkisar antara 60-90 juta dolar.
“Dalam tiga tahun terakhir kinerja ekspor Sulut cenderung mengalami kontraksi, namun kontraksi tahun ini tidak sedalam dua tahun sebelumnya,” ungkapnya.
Adapun komoditas ekspor unggulan Sulut, menurut Asim masih didominasi oleh golongan barang HS-15, yaitu lemak minyak nabati dengan kontribusi 58,45 persen terhadap nilai ekspor
Sulut, atau 37,57 juta dolar.
“Lalu diikuti komoditas ikan, krustasea, dan moluska dengan nilai 8,66 juta dolar,” ucap Asim.
Ia mengatakan, penurunan nilai komoditas HS-15 dan peningkatan nilai ekspor HS-16 disebabkan karena adanya peningkatan dan penurunan pada volume ekspor kedua komoditas tersebut.
“Peningkatan nilai ekspor HS-03 selain karena kenaikan volume juga dipengaruhi oleh harga ekspornya,” pungkasnya.(71)
Komentar