METRO, Manado-Beragam inisiatif dan kemudahan layanan yang diberikan CIMB Niaga baik melalui kantor cabang maupun branchless banking turut berkontribusi terhadap pertumbuhan kinerja CIMB Niaga secara konsolidasi.
Pada semester I tahun 2023, CIMB Niaga memperoleh laba sebelum pajak konsolidasian (unaudited) sebesar Rp 4,2 triliun, naik sebesar 25,8 persen secara year on year, dan menghasilkan earnings per share Rp 129,67.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan, mengatakan, kinerja bisnis dan pertumbuhan pendapatan CIMB Niaga tetap solid pada paruh pertama tahun 2023.
“Dengan pengendalian biaya yang efektif, perbaikan kualitas aset, dan penurunan biaya kredit, CIMB Niaga dapat terus memberikan keuntungan yang lebih baik bagi para pemegang saham,” ujar Lani.
Menurut dia, salah satu yang patut digarisbawahi adalah perbaikan dalam kualitas aset, seperti ditunjukkan dari penurunan signifikan pada rasio gross non-performing loans (NPL) menjadi 2,5 persen pada Juni 2023 dari 3,5% pada Juni 2022.
“Dengan raihan positif ini kami yakin dapat mencapai target 2023 dengan baik,” katanya.
Meskipun dalam kondisi ekonomi yang penuh tantangan, Lani menilai strategi yang diterapkan dengan cermat dan pendekatan yang berorientasi pada nasabah telah membuahkan hasil yang baik.
“Kami akan terus fokus dalam menyediakan solusi keuangan yang inovatif, berkelanjutan, dan kemudahan akses keuangan bagi seluruh stakeholders, senantiasa memberikan dukungan untuk aspirasi keuangan nasabah, sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi,” ujar Lani.
Sejalan dengan pertumbuhan tersebut, indikator profitabilitas utama CIMB Niaga yaitu ROE meningkat menjadi 15,4%. Bank senantiasa menjaga posisi permodalan dan likuiditas yang solid dengan capital adequacy ratio (“CAR”) dan loan to deposit ratio (“LDR”) masing-masing sebesar 23,2% dan 86,0%. Total aset konsolidasian adalah sebesar Rp329,7 triliun per 30 Juni 2023, yang semakin memperkuat posisi CIMB Niaga sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.
Total Dana Pihak Ketiga (“DPK”) mencapai Rp235,8 triliun dengan rasio CASA sebesar 64,3%, sebagai hasil upaya Bank membangun hubungan yang lebih erat sekaligus meningkatkan pengalaman nasabah dalam memanfaatkan layanan digital CIMB Niaga.
Adapun jumlah kredit/pembiayaan naik 8,6% Y-o-Y menjadi Rp206,0 triliun (atau Rp205,1 triliun di luar pembiayaan Salam), didukung pertumbuhan bisnis Corporate Banking (+13,2% Y-o-Y) dan Consumer Banking (+8,0% Y-o-Y). Kredit Pemilikan Rumah (“KPR”) tumbuh 4,8% Y-o-Y, sementara Kredit Pemilikan Mobil (“KPM”) meningkat sebesar 14,6% Y-o-Y, termasuk kontribusi dari anak perusahaan, PT CIMB Niaga Auto Finance (“CNAF”).
Di perbankan Syariah, Unit Usaha Syariah (“UUS”) CIMB Niaga (“CIMB Niaga Syariah”) berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia, dengan total pembiayaan mencapai Rp53,0 triliun (+25,3%) (termasuk pembiayaan Salam) dan DPK sebesar Rp44,5 triliun (+20,4%) per 30 Juni 2023.(71)
Komentar