METRO, Manado- Minat generasi muda di Sulawesi Utara (Sulut) untuk menggeluti usaha pertanian makin berkurang.
Data Sensus Pertanian 2023 yang dikelurkan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terjadi peningkatan jumlah pekerja yang berusia di atas 45 tahun pada usaha pertanian perorangan
“Petani di usia kurang dari 15 tahun di Sulawesi Utara sudah tidak ada lagi. Tahun 2013 masih ada sekitar 0,02 persen,” kata Asim Saputra, Kepala BPS Sulut.
Ia menjelaskan, pergeseran terjadi pada kelompok usia 45 sampai dengan 54 tahun yang menunjukkan petani kita sudah memasuki usia senja.
“Proporsi petani pada usia milenial dan baby boomer atau generasi Z relatif berkurang,” katanya.
Kata Asim, generasi X pada rentang usia 43-58 tahun masih mendominasi jumlah petani di Sulut sebesar 45,25 persen. “Kemudian generasi baby boomer usia , dan generasi milenial, sisanya ada di generasi z,” ungkapnya.
Lanjut dikatakan Asim, kabupaten/kota dengan petani milenial umur 19–39 tahun terbanyak adalah Kabupaten Bolaang Mongondow sebanyak 7.118 orang atau sekitar 14,62 persen dari keseluruhan petani milenial umur 19–39 tahun di Provinsi Sulawesi Utara.
“Terbanyak kedua dan ketiga adalah
Kabupaten Minahasa dan Minahasa Selatan,” ucapnya.
Menurut Asim, data petani milenial dapat menjadi salah satu indikator tingkat regenerasi di sektor pertanian serta menunjukkan pemanfaatan teknologi digital. “Sehingga diharapkan dapat menciptakan pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Lebih jauh Asim mengungkapkan, petani milenial yang berumur 19–39 tahun, baik menggunakan maupun tidak menggunakan teknologi digital, sebanyak 48.687 orang, sementara petani pengguna teknologi digital yang berumur lebih dari 39 tahun sebanyak 59.699 orang dan yang berumur kurang dari 19 tahun sebanyak 22 orang.
“Hanya 28,71 persen petani yang menggunakan alsintan modern dan teknologi digital untuk budidaya pertanian. Sementara dominan yang tidak menggunakan sebesar 73.832 persen dari 257.186 petani,” pungkasnya.(71)
Komentar