Data ST2023 Jadi Acuan Pembangunan Sektor Pertanian Sulawesi Utara

METRO, Manado- Hasil Sensus Pertanian (ST) 2023 dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut menjadi salah satu data penting untuk perencanaan pembangunan sektor pertanian di Sulawesi Utara.

Demikian diungkapkan Kepala BPS Sulut, Asim Saputra, saat menyampaikan sambutan pada kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Daerah Diseminasi Data Sensus Pertanian 2023, di Hotel The Sentra, Minahasa Utara, Kamis (7/12/2023).

Asim mengatakan, Sensus Pertanian 2023 memberikan data rinci dengan karakteristik berbagai variabel terkait luas lahan, kepemilikan lahan, dan jumlah petani. “Data hasil ST 2023 dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan menuju Sulawesi Utara maju dan sejahtera,” ujarnya.

Menurut Asim, sektor pertanian merupakan sektor unggulan karena kontribusinya terhadap ekonomi Sulut mencapai di atas 20 persen. Sektor pertanian bahkan menjadi tulang punggung ekonomi di masa pandemi Covid-19. “Saat sektor lain mengalami kontraksi, satu-satunya sektor yang terus mengalami pertumbuhan adalah pertanian,” ungkap Asim.

Ia menjelaskan, salah satu fakta menarik dari hasil ST2023 bahwa saat ini sudah tidak ditemui lagi para petani muda yang usianya kurang dari 15 tahun. Sepuluh tahun lalu saat sensus pertanian tahun 2013, kata Asim masih tercatat ada anak-anak rumah tangga pertanian yang membantu orangtuanya.

“Dengan kata lain saat ini petani kita sudah didominasi oleh petani usia di atas 40 tahun, artinya mereka bekerja di usia-usia yang sudah memasuki senja,” ucapnya.

Hal ini, lanjut Asim menjadi tantangan bagi semua pihak, untuk mencari solusi bagaimana agar sektor pertanian bisa dikelola dengan pendekatan lebih modern. “Sehingga mampu menarik minat para generasi muda untuk tetap bekerja di sektor pertanian,” jelasnya.

Dari data ST2023 terlihat juga bahwa usaha rumah tangga pertanian tumbuh sekitar 3,8 persen, namun usaha pertaniannya berkurang hampir 6,5 persen. “Ini menunjukan usaha pertanian masih memiliki tantangan yang harus dikelola dengan baik,” katanya.

Kata Asim, sektor pertanian masih menjadi sektor yang menjanjikan, pasalnya nilai tukar petani masih di atas 110, artinya setiap pendapatan yang diterima petani masih lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan produksi maupun konsumsi rumah tangga petani.

“Di tengah situasi global saat ini, sektor pertanian bisa menjadi salah satu strategi untuk menjaga ketahanan dan kedaulatan pangan di Sulawesi Utara,” tuturnya.

Asim mengungkapkan, jika dikelola dengan baik, sektor pertanian masih bisa menjadi tulang punggung perekonomian. “Tantangan ini harus kita jawab dengan terus mendiseminasi data hasil sensus pertanian dengan lebih rinci,” pungkas Asim.(71)

Komentar