KORANMETRO.COM- Yayasan Bumi Tangguh (YBT), mencoba pendekatan baru dalam upaya pelestarian ekosistem mangrove, dengan memberdayakan kelompok perempuan di wilayah pesisir.
Inisiatif ini dimulai dengan membentuk kelompok usaha ekonomi perempuan (KUEP) di Desa Palaes, Desa Minaesa, dan Desa Serawet, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Sulawesi Utara.
Tujuan pembentukan KUEP, yaitu untuk meningkatkan kemandirian finansial perempuan dan pembentukan komunitas.
“Langkah pertama kita mulai dari kelompok ibu-ibu. Mereka akan kita dampingi kemudian kita latih. Setelah mereka siap, kita berikan insentif sebagai modal awal dari usaha kecil mereka yang mereka pilih untuk dikembangkan,” ujar Dennie Mamonto, Ketua YBT.
Dennie menjelaskan, modal awal ini akan dijadikan semacam dana bergulir KUEP. Menurutnya, anggota kelompok akan mengelola dana melalui aktivitas wirausaha kelompok dan simpan pinjam. Di sisi lain, kata Dennie, kelompok punya tanggung jawab untuk menyediakan bibit, menanam dan memelihara mangrove.
“Artinya modal itu mereka investasikan untuk pengembangan mangrove. Jadi mati hidupnya mangrove akan tergambar dalam pengelolaan usaha mereka. Pendekatan ini belum banyak dicoba,” ungkap Dennie.
Ia mengatakan, KUEP akan menjadi wadah bagi kelompok perempuan untuk mengumpulkan tabungan, mengakses pinjaman kecil, dan terlibat dalam pengambilan keputusan kolektif.
“Melalui pelatihan kewirausahaan, kami berharap kelompok perempuan dapat meraih peluang ekonomi lebih luas di luar konservasi mangrove dan meningkatkan kemandirian finansial, serta dapat mendukung peningkatan ekonomi berbasis lingkungan yang berkelanjutan,” katanya.(ian)
Komentar